Salin Artikel

"Pak Ogah" atau Supeltas Diajari Cara Tangani Kecelakaan

"Ketika terjadi kecelakaan, ketahui, amati situasi umum, jangan sampai anda yang berada di situ malah jadi korban. Anda kepanjangan tangan polisi yang mengabdi untuk negara," kata Bripka Adit dari Unit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2017).

Adit menjelaskan, dalam kecelakaan, yang pertama perlu dilakukan adalah mengevakuasi orang serta kendaraan yang terlibat. Ini dilakukan untuk menghindari kemacetan atau bahkan kecelakaan susulan.

"Kalau luka ringan, evakuasi ke tempat aman karena biasanya orang tergeletak di jalan atau di pinggir jalan menghambat arus lalu lintas," kata Adit.

Jika korban mengalami luka ringan, dibantu evakuasi ke tempat aman seperti lahan parkir di pinggir jalan atau trotoar. Jika korban mengalami luka berat, anggota Supeltas harus berhati-hati meminggirkannya.

Sebaiknya, gunakan penyangga atau bantuan orang lain untuk membantu meminggirkan. Kemudian, segera berhentikan kendaraan untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat.

"Apabila ada korban jiwa atau meninggal dunia, wajib melakukan penggarisan. Jangan anda pindahkan korban karena nanti menyulitkan proses olah TKP oleh polisi," ujar Adit.

Penggarisan juga dilakukan di titik jatuhnya korban dan di titik tabrakan kendaraan. Jika memungkinkan, anggota Supeltas yang memiliki ponsel berkamera diminta untuk memotretnya sebagai bahan penyidikan polisi.

Berbagai pertanyaan muncul dari para anggota yang antusias mendengar penjelasan itu. Ada yang bertanya bagaimana menangani tabrak lari yang pelakunya melarikan diri.

"Anda bisa ikuti kendaraannya, tapi tidak usah dikejar, nanti kalau kenapa-kenapa yang rugi anda," ujar Adit.

Dalam keadaan tabrak lari, Supeltas diimbau untuk mencatat nomor serta jenis kendaraan pelaku. Jika pelakunya memungkinkan untuk ditahan, Supeltas diimbau untuk membawanya ke kantor polisi atau mengamankan sampai polisi datang ke lokasi.

"Terus Pak, bagaimana kalau korbannya perempuan, kan mau menolong segan?" tanya seorang peserta pelatihan.

Adit menjelaskan bahwa dalam kesusahan, jarang sekali ada orang yang menolak pertolongan. Anggota Supeltas diminta untuk menolong tanpa memanfaatkan situasi yang menguntungkan dirinya sendiri.

Lihat juga: Kadishub Nilai Lebih Baik Pramuka Ketimbang Pak Ogah Atur Lalin

Apabila korbannya luka berat, tidak sadarkan diri, bahkan meninggal, sebaiknya tubuhnya ditutupi.

Selain memberikan materi informasi, praktik di lapangan juga digelar. Banyak Supeltas yang biasa memberi minum kepada korban kecelakaan. Mereka diberi tahu bahwa tak semua korban kecelakaan bisa diberi minum. Jika korban mengalami luka di kepala yang kemungkinan pendarahan, memberi minum saat syok bisa jadi fatal.

Yang terpenting saat menangani kecelakaan adalah memastikan diri masing-masing Supeltas selalu aman.

"Yang bisa menilai resiko tinggi, yang nilai anda sendiri, jangan mengabaikan keselamatan, kita punya istri dan anak," kata Adit.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/24/12461851/pak-ogah-atau-supeltas-diajari-cara-tangani-kecelakaan

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke