Salin Artikel

Kesan Pamdal Balai Kota DKI Melayani Ahok dan Djarot

Saat menjabat, pria yang disapa Ahok itu berkantor di lantai dasar Balai Kota. Seorang pamdal biasanya berjaga di depan pintu masuk ruang tamu yang menjadi akses menuju kantor Ahok. Kali ini salah seorang pamdal, Sumarna, bercerita pengalamannya bekerja dengan Ahok dan Djarot.

"Dari tugas pamdal sendiri, kita ini kan ujung tombak. Kalau orang ada perlu apa-apa kan yang ditanya kami yang di depan. Tidak mungkin orang tahu-tahu ke ruangan Pak Ahok atau Pak Sekda. Nah Pak Ahok ini luar biasa, tamunya banyak sekali," ujar Sumarna di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (13/10/2017).

Baca: Kangen, Ahok dan Kepala SKPD Ramai-ramai Foto bareng Jokowi

Khusus Ahok, tamunya luar biasa banyak. Tidak sedikit dari mereka yang ngotot ingin bertemu Ahok. Sumarna biasanya hanya mengizinkan masuk tamu-tamu yang sudah ada dalam daftar kegiatan Ahok. Hal yang bikin pusing kalau ada orang penting yang datang di luar jadwal.

"Yang susah ini kalau datang orang penting tapi di jadwal enggak ada. Secepat mungkin kita koordinasi sama ajudan atau di bagian penjadwalan," kata Sumarna.

Baca: Cerita di Balik Hobi Ahok Menjenguk Orang Sakit

Banyaknya tamu Ahok membuat pamdal harus gesit. Sumarna harus lincah berkoordinasi sana sini agar bisa melayani tamu-tamu Ahok dengan baik. Hal yang berkesan bagi dia adalah ketika pendukung Ahok dan Djarot "menyerbu" Balai Kota setelah kalah pilkada.

Ketika itu, Balai Kota memang dipenuhi para pendukung yang bersedih. Sumarna mengaku kewalahan menghadapi warga.

"Kejadian itu di luar dugaan, padahal belum pengumuman resmi. Relawan penuh sampai ke gerbang depan, kita kewalahan. Saya lapor ajudan kalau orangnya banyak sekali, saya kirim video juga, Pak Ahok sampai tidak bisa masuk," kata Sumarna.

Baca: Kesaksian Neneng Sang Pembisik Ahok

Akhirnya, ketika itu pamdal yang seharusnya sudah bisa pulang terpaksa bekerja lebih lama. Sumarna dan tim pamdal lain akhirnya dibantu oleh Satpol PP dan polisi.

Sumarna sudah menjadi pamdal sejak gubernur DKI masih dijabat Soejadi Soedirja. Dia mengatakan peristiwa semacam itu baru terjadi pada era Ahok saja.

"Enggak pernah ada sebelumnya, baru Pak Ahok aja," kata dia.

Saat Djarot menjadi gubernur, Sumarna mengaku pekerjaannya jauh lebih ringan. Hal itu karena Djarot tidak berkantor di ruangan Ahok sebelumnya. Djarot lebih memilih menggunakan kantor lamanya di lantai 2.

Baca: Ingin Jenguk Ahok, Seorang Warga Datangi Mako Brimob Sambil Menitikkan Air Mata

"Pak Djarot pas datang lewat sini biasanya doorstop sama wartawan, setelah itu kan ke kantornya di lantai 2," kata dia.

Dalam hitungan hari, selesai sudah periode pemerintahan Ahok dan Djarot. Sumarna menyampaikan terima kasih kepada Jokowi, Ahok dan Djarot atas kinerja mereka semua.

"Itu satu periode tiga pimpinan yang menurut saya sudah maksimal membangun Jakarta," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/13/11430721/kesan-pamdal-balai-kota-dki-melayani-ahok-dan-djarot

Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke