Salin Artikel

Sekda DKI Minta PNS yang Telat Ikut Upacara Sumpah Pemuda Diberi Peringatan Keras

Peringatan itu diberikan sesuai aturan yang berlaku.

"Ini tadi saya sudah minta Pak Agus (Kepala BKD Agus Suradika) supaya dikasih perhatian keras. Perhatian kerasnya ya kita sesuai aturan, kan bisa teguran lisan, kenapa kamu terlambat, saya catat ya," ujar Saefullah seusai upacara.

Selain itu, sanksi lain yang bisa diberikan sesuai ketentuan yakni pemberian surat teguran tertulis. Saefullah tidak menyebutkan sanksi maksimal yang bisa diberikan.

Namun, dia menyebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak sampai pemotongan tunjangan kinerja daerah (TKD).

"Kalau lebih keras lagi, di atas itu, dibuatin surat. Kita berikan teguran tertulis. Itu teguran paling rendah, teguran lisan dan teguran tertulis," kata Saefullah.

Sejumlah PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tak mengikuti upacara terlihat berkumpul dan duduk-duduk di pusat jajanan Lenggang Jakarta yang hanya berjarak beberapa belas meter dari lokasi upacara.

Para PNS yang tak mengikuti upacara adalah mereka yang terpantau datang telat. Kondisi ini menyebabkan mereka tak bisa lagi masuk ke dalam barisan kelompok peserta upacara. Upacara Hari Sumpah Pemuda sendiri dimulai sekitar pukul 07.30.

Selain di pusat jajanan Lenggang Jakarta, ada pula yang menunggu di luar gerbang Lapangan IRTI. Gerbang masuk tersebut dijaga Satpol PP.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/30/10214571/sekda-dki-minta-pns-yang-telat-ikut-upacara-sumpah-pemuda-diberi

Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke