Salin Artikel

Parkir di Tanah Abang Bayar 3 Kali, Dishub Segera Tindak Oknumnya

"Iya (area parkir resmi Pasar Tanah Abang) memang kami yang kelola. Tapi penarikan tarifnya sesuai peraturan, kalau seperti itu (penarikan berulang), pelanggaran," ujar Ivan saat dihibungi Kompas.com, Rabu (1/11/2017).

Hal itu dia sampaikan untuk menanggapi keluhan masyarakat mengenai tarif parkir berulang di area parkir resmi Pasar Tanah Abang.

Kompas.com sempat menjajal layanan parkir di Blok F Pasar Tanah Abang beberapa waktu lalu.

Saat itu, petugas meminta pengguna jasa parkir membayar sebanyak tiga kali. Pertama saat memasuki area parkir dan mengambil karcis, kedua saat petugas tanpa seragam membantu mengeluarkan sepeda motor dan saat hendak keluar dari area parkir.

Jika ditotal, tarif yang dikenakan selama setengah jam memarkirkan sepeda motor adalah Rp 6.000.

Ivan mengatakan, dalam mengenakan tarif parkir, pihaknya mengacu pada Pergub 179 Tahun 2013 tentang Tarif Pelayanan Parkir DKI.

Dalam pergub itu disebutkan, untuk mobil tarif parkir yang dikenakan untuk satu jam pertama Rp 4.000 dan Rp 2.000 setiap jam berikutnya.

Sementara tarif untuk sepeda motor adalah Rp 2.000 untuk satu jam pertama dan Rp 1.000 untuk setiap jam berikutnya.

Kemudian tarif parkir bus atau truk Rp 6.000 untuk satu jam pertama dan Rp 3.000 untuk setiap jam selanjutnya.

"Kalau kasusnya baru parkir setengah jam diminta tambahan Rp 2.000 itu pelanggaran. Harusnya penambahan hanya Rp 1.000. Kalau untuk oknum yang menarik biaya parkir saat membantu mengeluarkan motor kami tegaskan bukan dari pihak kami," ujarnya.

Oleh sebab itu, Ivan memastikan akan segera menyelidiki kasus ini.

"Untuk oknum yang mengatasnamahan Dishub untuk melakukan pelanggaran semacam itu pasti akan kami tindak," ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/01/16005961/parkir-di-tanah-abang-bayar-3-kali-dishub-segera-tindak-oknumnya

Terkini Lainnya

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke