Salin Artikel

Rencana Atasi Kesemrawutan dengan Tertibkan Ojek hingga Bus di Sekitar Stasiun

Adapun caranya adalah bekerjasama dengan berbagai pihak yang ada di stasiun-stasiun.

"Untuk di Manggarai misalnya, kesemrawutan antarmoda di situ bukan hanya ojek, tapi juga Transjakarta. Antreannya cukup panjang makanya kami BPTJ akan bekerja sama dengan DAOP1 dan Dishub," jelas Bambang kepada Kompas.com, Rabu (29/11/2017).

Ketiga lembaga itu disebut Bambang bakal memiliki tugas masing-masing. BPTJ bertugas untuk berkoordinasi dengan operator dan aplikator moda transportasi seperti Grab, Uber, dan Go-Jek serta bahkan Transjakarta.

Sedangkan DAOP1 bertugas menyiapkan lahan di sekitar stasiun untuk dijadikan shelter atau tempat berkumpulnya moda transportasi pendukung di sekitar stasiun.

"Jadi itu dilakukan agar moda transportasi pendukung itu tidak menggunakan bahu jalan. Nantinya mereka akan menempati lahan yg sudah disediakan DAOP1 PT KAI, kemudian tempat itu juga untuk Transjakarta supaya enggak berhenti di pinggir jalan," jelas Bambang.

Sementara itu, lanjut Bambang, Dishub bertugas untuk menertibkan dan menegakkan hukum supaya semua moda yang ada di stasiun tertib sesuai dengan fasilitas yang diberikan.

"Pokoknya penertiban ini akan dilakukan secepatnya di semua stasiun di Jabodetabek. Sekarang ini menyiapkan lahannya dulu dan mensosialisasikan ke masyarakat untuk tertib ke depannya," imbuh dia.

Semakin semrawut

Bambang menjelaskan, keinginannya menata dan menertibkan segala moda transportasi pendukung tersebut tak terlepas dari kondisi situasi yang makin semrawut.

Pergerakan ojek online, bajaj, dan bahkan Transjakarta sekalipun dinilai Bambang membuat macet di sekitar stasiun.

"Wajah Kota Jakarta jadi semrawut, tidak tertata dengan rapi, oleh karena itu kami BPTJ perlu mengatasi hal-hal tersebut," ujarnya.

Bukan hanya Manggarai, stasiun lainnya seperti Palmerah, Cawang, Sudirman, dan Bekasi juga menjadi lokasi penertiban moda-moda transportasi pendukung lainnya.

"Karena memang ke depannya penumpang kereta akan lebih banyak lagi. Sekarang baru satu juta penumpang, target kita 2019 itu dua juta, jadi kebayang kan semrawutnya bakal kayak apa. Nah, moda-moda transportasi di sekitarnya harus dirapikan," ungkap Bambang.

Untuk itu, Bambang mengimbau kepada seluruh pengendara dan pengguna ojek online, bajaj, dan Transjakarta di sekitar stasiun untuk tertib ke depannya dan hanya menaiki moda transportasi tersebut di shelter yang nantinya disiapkan oleh PT KAI dan BPTJ.

"Ya pesannya mohon para pengguna commuter line untuk mengindahkan pesan-pesan PT KAI dalam rangka penertiban lalu lintas di sekitar stasiun. Kami juga sampaikan ke kepala stasiun untuk mengimbau menjaga ketertiban di sekitar stasiun," pungkas Bambang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/30/10074401/rencana-atasi-kesemrawutan-dengan-tertibkan-ojek-hingga-bus-di-sekitar

Terkini Lainnya

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke