Salin Artikel

Penarik Becak: Sekarang Ada Ojek Online, Saya Bingung Penumpang Sepi

Sebab, menurut para tukang becak, kehadiran layanantransportasi berbasis aplikasi itu mengurangi pendapatan mereka.

Sohibin, penarik becak di Pasar Telukgong, Jakarta Utara, mengaku kesulitan mencari penumpang karena kehadiran ojek online. Sohibin mengatakan, pendapatan hariannya saat ini Rp 30.000-Rp 50.000.

"Sekarang kan sudah ada ojek online, Go-Jek, Uber, saya bingung, kadang-kadang sepi banget. Satu atau dua (penumpang) sih dapet cuma kan enggak banyak. Enggak kayak dulu, kalau dulu kan pendapatan Rp 100.000 mah dapat," kata Sohibin.

Tak hanya mengeluhkan soal ojek online, Sohibin juga mengeluhkan maraknya penggunaan motor di tengah masyarakat.

Menurut dia, banyak penumpangnya yang kini enggan menggunakan becak karena sudah terbiasa mengendarai motor. "Sekarang pembantu saja sudah pakai motor," ujar dia.

Pengalaman serupa juga dialami Karmo, tukang becak lainnya. Ia menyatakan, jumlah penumpangnya tergerus kehadiran ojek online.

Ia juga menyebut, kehadiran ojek online menyebabkan berkurangnya penumpang angkutan kota (angkot).

"Sekarang ada ojek online itu sudah jauh berbeda. (Angkot) KWK itu kan biasanya ramai, turun KWK, lanjut naik becak. Sekarang semuanya dimakan ojek online," kata Karmo.

Saat ini, Karmo hanya bisa memperoleh pemasukan kotor sebesar Rp 30.000-Rp 50.000 per harinya. "Belum termasuk makan sama bayar kontrakan," kata laki-laki yang sudah menarik becak sejak 1987 itu.

Menurunnya pendapatan itu membuat para tukang becak harus memutar otak untuk memperoleh pemasukan tambahan. Beberapa di antaranya pun mesti mengambil pekerjaan sambilan.

Sebut saja Joko, tukang becak ini kerap menerima tawaran sebagai pekerja bangunan di dekat rumahnya.

"Kadang-kadang diajak teman buah kerja bangunan. Ya saya ambil yang saya bisa aja jadi pekerja bangunan, gotong-gotong bareng teman," katanya.

Januari lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mengizinkan becak-becak beroperasi di wilayah tertentu.

Menurut dia, masih ada kelompok masyarakat di wilayah itu yang menbutuhkan kehadiran becak.

"Kalau kita lihat kebutuhan warga hari ini di tempat-tempat tadi yang saya sebut, banyak sekali yang senyatanya sehari-hari menggunakan kendaraan becak," kata Anies pada Rabu (17/1/2018).

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/12/20455921/penarik-becak-sekarang-ada-ojek-online-saya-bingung-penumpang-sepi

Terkini Lainnya

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke