Adi berperan menyalurkan dana untuk peledakan bom Thamrin.
Dana itu berasal dari rekan kakaknya, Iwan Darmawan Muntho alias Rois.
Rois adalah rekan Aman saat bersama-sama ditahan di Lapas Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Awalnya, Adi mengaku tidak mengetahui dana dari Rois yang disalurkannya itu untuk bom Thamrin, termasuk penyelundupan senjata.
Dia baru mengetahui hal itu saat penyidik memeriksanya.
"Kapan tahu semua dana dari Rois ada kaitannya sama (bom) Thamrin?" tanya Jaksa Mayasari.
"Persisnya ketika saya disidik, tahu dari penyidik," jawab Adi.
Ia bercerita dipanggil ke Lapas Nusa Kambangan saat Rois ditahan di sana.
Saat itu, Adi diminta Rois mengambil satu plastik berisi uang 30.000 dollar Amerika dari seseorang.
Adi tidak mengenal orang tersebut.
"Dikasih uang melalui orang, saya tidak kenal, itu di Mal Serang. Setelah janjian, saya datang dengan ciri-ciri yang saya sebutkan, dia ketuk jendela, salaman, langsung, 'ini titipannya'. Saya dikasih kresek, saya pergi," katanya.
Atas perintah Rois, Adi kemudian memberikan uang itu kepada Suryadi Mas'ud dan Zainal Anshori untuk penyelundupan senjata.
Namun, Adi juga mulanya tidak mengetahui penggunaan uang itu. Dia hanya menuruti perintah kakaknya.
"3.000 dollar Amerika kepada Mas'ud, 20.000 dollar Amerika kepada Zainal Anshori. Sisanya saya kirim ke Filipina, ke Mas'ud lagi," ucapnya.
Selain uang 30.000 dollar Amerika, Adi juga diperintahkan Rois mengambil empat kartu ATM dari temannya, Rizal, dan membelikan tiket ke Suriah untuk 15 orang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/13/14181951/kesaksian-penyalur-dana-ledakan-bom-thamrin