Salin Artikel

Melihat Kondisi "Shelter" di Kampung Akuarium

Pantauan Kompas.com di lokasi, Selasa (13/3/2018), baru shelter A yang telah selesai dibangung dan diisi oleh warga. Rencananya ada tiga shelter yang dibangun yaitu shelter Blok A, B, dan C.

Tampak, shelter dengan luas 3,5x 6,5 meter persegi itu dibangun berbahan dasar triplek pada bagian dinding, sedangkan tiang dan atap rumah menggunakan baja ringan. Ruangan di dalam shelter dibagi menjadi dua yang dibatasi triplek.

Tinggi atap lebih dari 2,5 meter dari permukaaan lantai. Saat Kompas.com berada di dalam, tidak terasa hawa panas. Hal ini karena langit-langit rumah dilapisi dengan bahan penyerap panas. Pemprov DKI tidak memberikan fasilitas apapun di dalam shelter, kecuali pemasangan listrik.

Di tiap shelter yang dihuni, tidak difasilitasi dengan kamar mandi pribadi. Kamar mandi  dibuat untuk beramai-ramai yang terletak di ujung blok.

Ada 16 pintu toilet yang dibangun untuk satu blok, di mana 8 toilet untuk laki-laki, dan 8 toilet untuk perempuan. Toilet laki-laki dan perempuan dipisahkan menggunakan sekat.

Toilet juga dibedakan berdasarkan warna, warna biru untuk laki-laki, dan warna merah muda untuk perempuan. Ada lebih dari 80 shelter di Blok A yang telah dibangun.

Pembangunan shelter di Blok B dan C terus dilakukan. Kerangka bangunan telah tampak dan hanya diperlukan finishing berupa pemasangan tembok berbahan triplek. Salah satu pekerja mengatakan, pengerjaan shelter tersebut tidak akan akan lebih dari tiga pekan lagi.

"Ini sih sudah mau selesai, kami kerjakan setiap hari karena ada targetnya juga," ujar pekerja yang enggan disebutkan namanya kepada Kompas.com.

Warga bersyukur

Salah satu warga yang telah menempati shelter tersebut, Sulastri mengatakan dirinya terlebih dulu wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan satu unit shelter. Warga tidak bisa memilih shelter yang akan ditempati.

Sulastri mendapat shelter A yang telah selesai dibangun. Kini, Sulastri bersama suami dan keempat anaknya bisa tinggal tanpa takut kehujanan.

Sebelum menempati shelter tersebut, Sulastri tinggal di bedeng yang dibangun di atas puing reruntuhan rumahnya. Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menggusur permukiman warga di Kampung Akuarium pada April 2016.

Sulastri mengatakan, tidak ada fasilitas apapun yang diberikan Pemprov DKI kecuali pemasangan listrik. Meski demikian, Sulastri tetap bersyukur mendapat tempat yang lebih layak sebelum nantinya Pemprov DKI kembali membangun permukiman mereka.

"Ya enggak apa-apa juga kalau begini, ya penting nanti dibangun yang baru," ujar Sulastri.

Warga Kampung Akurium lainnya, Rina menyampaikan hal serupa. Rina tak mempermasalahkan untuk sementara tinggal di shelter tersebut. Rina berharap agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menepati janjinya untuk kembali membangun permukiman warga.

"Kalau dibilang enakan yang mana, ya enakan tinggal di rumah sendiri lah. Tapi, ya kalau begini juga sudah Alhamdulillah. Mau tunggu janji Pak Anies juga," ujar Rina.

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota DKI Jakarta menganggarkan biaya pembangunan shelter di Kampung Akuarium dan Kampung Kunir dalam RAPBD DKI 2018 senilai Rp 4,9 miliar.

Rencana pembangunan shelter ini muncul setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengundang warga dari 16 kampung yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota untuk rapat bersama.

Shelter itu dibangun karena kini masih banyak warga yang bertahan meski harus tinggal di atas puing-puing Kampung Akuarium dan Kunir yang ditertibkan.

"Yang nomor satu yang paling urgent kami akan membangun shelter untuk warga yang tinggal di Kampung Akuarium dan Kampung Kunir (Pinangsia)," kata Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/14/06481571/melihat-kondisi-shelter-di-kampung-akuarium

Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke