Made diminta menjelaskan soal insiden jatuhnya besi proyek Pasar Rumput yang menewaskan warga pada 18 Maret 2018. Ia menceritakan bagaimana sulitnya membina 200 pekerja proyek.
"Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) itu belum sampai di hatinya pekerja, belum menjadi kebutuhannya dia," kata Made, Rabu petang.
Menurut Made, tiap pagi sudah diadakan briefing soal K3. Made juga mengaku tak kurang menegur dan mengingatkan agar para pekerja mematuhi standar operasional dalam bekerja, baik itu sekadar mengikuti metode konstruksi maupun mengenakan helm di area.
"Contohnya pagi ya kita masuk dari pintu dua, kita tanya bawa sepatu enggak? Pakai celana enggak? Pakai helm enggak? Lagi sehat enggak? Kami lakukan tapi begitu di dalam helm dilepas," kata dia.
Made mengaku sudah berupaya maksimal dalam manajemen proyek, tetapi insiden jatuhnya besi tetap terjadi.
"Kecuali kami tidak ada upayanya betul dan kami kan bukan dewa penyelamat yang bisa menyelamatkan semuanya. Ada upayanya di situ yang tidak (bisa) sempurna," kata dia.
Selain menghadapi pekerja, Made mengakui sulitnya mendidik tenaga ahli dalam proyek yang menurutnya banyak yang kurang kompeten.
Made kini menyerahkan kebijakan kepada perusahaannya bernaung, PT Waskita Karya, dan pihak kepolisian terkait insiden proyek Pasar Rumput.
Ia mengatakan, proyek akan dilanjutkan kembali apabila sudah ada rekomendasi dari pengawas internal.
Pada Minggu (18/3/2018) pagi, seorang perempuan bernama Tarminah tewas diduga karena tertimpa besi dari proyek pembangunan Rusunawa Pasar Rumput.
Mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, kecelakaan jatuhnya besi pada proyek Rusunawa Pasar Rumput disebut sebagai kelalaian pekerja.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/22/13111421/cerita-pimpinan-proyek-rusunawa-pasar-rumput-soal-sikap-pekerjanya