Menurut Irwandi, minimnya variasi makanan yang tersedia di sana menjadi salah satu penyebab sepinya Lokbin Taman Kota Intan.
"Kami sudah beri penyuluhan, 'tolong dong diperbaharui makanannya dan dagangannya', kalau enggak mau kami akan paksa untuk diganti," kata Irwandi saat dihubungi, Selasa (3/4/2018).
Ia mengatakan, para pedagang juga sulit bersaing dengan kafe-kafe di kawasan Kota Tua.
Oleh karena itu, ia meminta para pedagang menyajikan makanan yang bisa menarik wisatawan berkunjung ke lokbin.
"Kalau makanannya enggak enak masa orang mau cari makanan. Makanan di dalam (Kota Tua) sudah enak-enak ada kafe. Nah, ini juga pengaruh, ada kafe yang gede orang dagang, kan, kalahlah orang Lokbin Kota Intan," ujarnya.
Pihaknya pernah mengadakan pelatihan tata boga kepada para pedagang lokbin.
Namun, ia menyebut kegiatan tersebut tidak disambut antusias.
Irwandi menambahkan, penyebab lain sepinya Lokbin Kota Intan adalah jarak yang cukup jauh dari Taman Fatahillah.
Sebelumnya, sejumlah pedagang lokbin mengeluhkan sedikitnya pengunjung di sana. Akibatnya, beberapa pedagang terpaksa menutup lapaknya.
Seorang petugas keamanan menuturkan, tingkat okupansi pedagang di lokbin hanya mencapai 20 persen dari 456 kios yang tersedia di sana.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/03/22525741/pemprov-dki-sebut-makanan-yang-dijual-di-lokbin-kota-intan-tak-variatif