Salin Artikel

Pengakuan Polantas yang Diludahi, Dilindas, dan Dimaki Pengendara Ertiga

Saat menjalankan tugasnya ketika itu, Hermansyah dimaki dan diludahi oleh seorang pengendara mobil di Fylover Kuningan, Jakarta Selatan.

Hermansyah mengatakan, sekitar pukul 09.00, dia bertugas di sekitar Flyover Kuningan untuk mengatur lalu lintas.

Saat itu, terdapat iring-iringan mobil Presiden Joko Widodo yang melintas. Setelah itu, pengendara mobil Suzuki Ertiga bernomor polisi B 2016 KKE dengan sengaja melintas di kawasan tersebut.

Padahal, ketika itu diberlakukan aturan ganjil genap bagi pengendara mobil di kawasan Kuningan.

Melihat ada pelanggaran, Hermansyah menghentikan mobil yang dikendarai Watoni. Hermansyah memberitahu kesalahan Watoni serta meminta SIM dan STNK yang bersangkutan.

"Yang diperlihatkan STNK. Setelah itu saya lakukan penilangan, dia biasa saja enggak ada respons. Saya minta tanda tangan, dia enggak mau, saya langung saja surat tilangannya. Kan biasa orang salah enggak mau tanda tangan," ujar Hermansyah sat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/4/2018).

Saat diberi surat tilangan, Hermansyah mendengar Watoni melontarkan kata-kata kasar. Namun, Hermansyah tak menggubris pengendara itu.

Hermansyah mengatakan, perkataan kasar seperti yang dilakukan Watoni sering didengarnya saat bertugas.

Saat itu, Hermansyah berjalan ke belakang meninggalkan Watoni yang masih terlihat kesal. Tiba-tiba, saat Hermansyah berjalan sekitar 2 meter, Watoni memundurkan mobilnya hingga melindas kaki Hermansyah.

Bahkan, ban mobil berhenti tepat di kaki polantas itu. Hermansyah yang merasa kesakitan meminta Watoni memindahkan mobilnya dengan memukul-mulul pintu belakang.

"Tapi dia cuek saja sambil ngeliat dari kaca spion. Ada sekitar dua menit itu mobil diam di atas kaki saya," ujar Hermansyah.

Rekan Hermansyah yang melihat kejadian itu kemudian datang dan meminta Watoni memindahkan mobilnya.

Sempat terjadi cekcok antara Hermansyah dan Watoni. Hermansyah tak senang dengan perlakuan Watoni.

Sementara itu, Watoni mengatakan mobilnya mundur sendiri karena sistem pengoperasian mobil secara automatic. Bukannya minta maaf, Watoni yang masih berada di dalam mobil malah meludahi wajah Hermansyah sambil kembali mengucapkan kata-kata kasar. Watoni kemudian kabur meninggalkan lokasi.

Hermansyah lantas melaporkan kejadian itu ke atasannya. Adapun Hermansyah diminta melaporkan kejadian itu ke SPKT Polda Metro Jaya. Saat ini, kasus tersebut ditangani polisi.

"Ini pertama kalinya saya diludahi, kalau mereka bicara kasar sih sudah biasa. Saya enggak terima dia ngeludahi aparat, apalagi di depan umum," ujar Hermansyah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/07/11362701/pengakuan-polantas-yang-diludahi-dilindas-dan-dimaki-pengendara-ertiga

Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke