Ketua RT 011 RW 008 Papanggo Ujang Johan mengatakan, sampah-sampah itu mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga, terutama saat musim hujan tiba.
"Kalau lagi angin, sampahnya bertebaran, lalatnya banyak. Kalau musim hujan, airnya juga ngalir begitu warna hitam pekat berlumpur, bau, dan jorok," kata Ujang saat ditemui, Jumat (20/4/2018).
Tak hanya sampah berserakan, warga juga mengeluhkan asap yang muncul dari akitivas pembakaran sampah. Ujang mengatakan, warga yang tinggal jauh dari lokasi tumpukan sampah juga ikut mengeluhkan asap tersebut.
"Ada yang bilang dari RT 012 tolonglah jangan bakar sampah, dimatiin takutnya kejadian kayak dulu," kata Ujang. Ia mengatakan, warga khawatir pembakaran sampah dapat menyebabkan kebakaran besar.
Pembakaran sampah di lokasi tersebut juga berpengaruh pada kesehatan warga. Imas, warga sekitar, bercerita salah satu cucunya baru keluar dari rumah sakit akibat sesak napas.
"Itu cucu saya kemarin kan dua minggu dirawat, cucu yang lalu juga pernah dirawat. Sesak napas gara-gara asap (sampah) dibakar," kata Imas.
Warma, warga lainnya, juga punya keluhan sama. Ia mengatakan, anaknya sempat bolak-balik masuk rumah sakit karena sesak napas.
"Anak saya sudah berapa kali ini sakit sesak napas. Cuma mau gimana lagi, itu sampah, ya, mesti dibakar," katanya.
Sebelumnya, hamparan sampah ditemukan di kolong Tol Pelabuhan tepatnya di Gang 23 Jalan Warakas I, Papanggo, Jakarta Utara.
Saat ini, hamparan sampah tersebut mulai dibersihkan dan ditargetkan dapat selesai dalam satu bulan ke depan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/20/11123361/sampah-di-kolong-tol-pelabuhan-berbau-menyengat-dan-bikin-anak-anak-sesak