Hal itu, kata Alfred, terlihat dari kondisi trotoar yang kian semrawut karena okupasi para pedagang kaki lima (PKL). Alfred mengatakan, Anies-Sandi sangat serius untuk menyegel bangunan di pulau reklamasi, tetapi tidak berani menindak PKL yang mengokupasi trotoar di Jakarta.
"Saya apresiasi Pak Gubernur ya yang berani menyegel pulau reklamasi, tapi urusan trotoar seakan-akan itu jauh dari sentuhan bahwa trotoar itu ada regulasinya. Jadi seperti tidak bertuan. Jadi sangat bertimbal balik ketika bicara trotoar, Pak Gubernur dan Wagub melempem seperti kerupuk yang sudah masuk angin," kata Alfred saat dihubungi, Jumat (8/6/2018).
Ia mengatakan, seharusnya Anies dan Sandi sama serius dalam menata dan menertibkan fasilitas bagi pejalan kaki. Apalagi, pada Agustus mendatang, Jakarta akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Anies, kata Alfred, punya kesempatan untuk membenahi trotoar di Jakarta sebelum Asian Games berlangsung.
"Dalam waktu dekat kan akan jadi tuan rumah Asian Games, apakah kita biarkan kota ini menjadi kota barbarian," ujar Alfred.
Sejumlah trotoar di Jakarta seperti di kawasan Tanah Abang, Jatinegara, dan Stasiun Kebayoran kian semrawut. PKL sangat leluasa berdagang di trotoar.
Para pejalan kaki terpaksa mengalah dan berjalan di badan jalan, berebutan dengan mobil dan sepeda motor. Hal itu tentu membahayakan keselamatan para pejalan kaki.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/09/12093971/koalisi-pejalan-kaki-anies-sandi-melempem-kalau-bicara-trotoar