Polemik ini awalnya dipicu oleh kunjungan Sandiaga ke proyek tol Semanan-Sunter-Pulogebang, salah satu ruas yang jadi bagian dari 6 ruas tol dalam kota, Rabu (11/7/2018).
Media sosial kemudian memunculkan kembali janji Anies dan Sandiaga ketika masa kampanye Pilkada DKI 2017.
Pada 26 November 2016, Anies pernah ngetweet mengenai programnya dalam mengatasi kemacetan.
Isinya, ia ingin mempercepat tol lingkar luar dan tidak membangun 6 ruas tol dalam kota yang disebut akan menambah macet Jakarta
Masyarakat pun mempertanyakan alasan Anies dan Sandiaga kini malah melanjutkannya.
Adapun, pengerjaan tol Semanan-Sunter-Pulogebang dibagi ke dalam 3 seksi, yaitu A, B, dan C.
Seksi A memiliki panjang 9 kilometer yang menghubungkan Kelapa Gading dan Pulogebang. Seksi B memiliki panjang 8,3 kilometer menghubungkan Grogol dan Semanan. Sedangkan seksi C menghubungkan Grogol ke Kelapa Gading sepanjang 12,3 kilometer.
Saat ini PT Jakarta Toll Road Development selaku kontraktor sedang mengerjakan seksi A terlebih dahulu. Kini tahapannya sudah memasuki pemasangan tiang dan kepala tiang.
Pengerjaan seksi B akan dimulai pada September atau Oktober 2018. Jika semua tahap selesai dikerjakan, jalan tol sepanjang lebih kurang 30 kilometer ini akan menjadi penghubung Jakarta Barat dan Timur.
Sikap Anies
Menanggapi pembangunan jalan tol dalam kota dan janjinya dulu, Anies membahas bagaimana proyek ini dilimpahkan ke pemerintah pusat.
Anies mengatakan waktu pengambilalihannya juga terjadi dua bulan setelah dirinya dinyatakan menang pilkada.
"Kampanye kami selesai 15 April. Kami menang. Lalu proyek ini diambil alih oleh pemerintah pusat melalui Perpres Perubahan Nomor 58 tahun 2017 tanggal 15 Juni 2017," kata Anies.
Dia kemudian mempertanyakan apakah pengambilalihan proyek dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat itu ada hubungannya dengan penolakan gubernur baru.
"Apakah ada hubungannya karena gubernurnya baru waktu itu dan gubernurnya berpandangan tidak usah meneruskan proyek enam ruas jalan tol, lalu ini naik jadi program strategis nasional? Kita lihat aja," ujar Anies.
Sikap Sandiaga
Tanggapan Anies berbeda dengan Sandiaga. Sandiaga belum menjawab alasan Pemprov DKI tidak jadi membatalkan pembangunan itu seperti yang disampaikan Anies.
Sandiaga mengatakan bahwa melanjutkan proyek tol dalam kota adalah hal yang lebih realistis.
"Sempat ditolak tapi sudah dibangun. Jadi kita rampungkan," ujar Sandiaga.
Dia juga mengaku sudah berupaya menjelaskan kepada orang di sekitarnya mengenai kelanjutan tol dalam kota ini. Dia mengakui salah satu ketua tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, yaitu Marco Kusumawijaya juga menolak mengenai tol dalam kota ini.
"Tiap hari (kasih pengertian), karena Pak Marco yang baru join saja enggak setuju. Saya jelasin ke Marco, ya bagaimana? Sudah jalan, sudah di atas. Jadi, kita realistis saja," ujar Sandiaga.
Sandiaga juga menjelaskan, kekhawatiran kemacetan yang makin parah dengan kehadiran tol dalam kota akan diantisipasi. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan jalur bus transjakarta di tol tersebut.
"Kita yakinkan, ajak mereka bergabung, dan pastikan kekhawatiran beban pada kota yang bertambah ini bisa dikurangi oleh bus Transjakarta yang akan dipastikan melalui 6 ruas jalan tol," ujar Sandiaga.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/14/07004211/beda-anies-dan-sandiaga-soal-polemik-tol-dalam-kota-yang-dulu-mereka