Salin Artikel

Alasan Pengemudi Ojek "Online" Parkir di Trotoar Jalan Sunda

Pantauan Kompas.com di lokasi, belasan motor yang diparkir memakan sebagian badan trotoar. Sejumlah pejalan kaki harus mengalah dan memilih ruas jalan lain untuk melintas.

Mayoritas kendaraan yang parkir merupakan pengemudi ojek online. Ada 5 pengemudi ojek online yang asyik duduk di bawah pohon yang berada di trotoar. Sedangkan motor milik mereka diparkir hanya berjarak 1 meter dari lokasi mereka duduk.

Salah satu pengendara ojek online, Billy mengatakan, ia menyadari jika parkir di trotoar menyalahi aturan. Billy mengaku parkir di trotoar karena terpaksa. Menurutnya, di parkiran resmi akan banyak mengeluarkan biaya. Selain itu terkait efisiensi waktu.

"Ya tahu salah, tapi kalau harus bolak balik juga kan biayanya berapa, dapat dari ojek berapa. Belum lagi penumpang ngeluh kalau lama sampainya," ujar Billy kepada Kompas.com.

Billy mengatakan, memarkirkan kendaraan di trotoar atau di lokasi yang dekat dengan lokasi istirahat, akan lebih memudahkan jika mendapatkan orderan.

Hal senada disampaikan pengemudi ojek online lainnya, Imam. Ia mengatakan, memilih memarkirkan kendaraan di trotoar karena tak ingin membuang biaya parkir.

Selain itu, parkir di trotoar, kata Imam tidak seharian. Dia dan pengendara ojek lainnya hanya parkir sekitar 5 hingga 10 menit untuk sekedar istirahat.

Imam mengatakan, parkir di trotoar juga karena tidak tersedianya kantung-kantung parkir yang khusus diperuntukan bagi ojek online.

Imam dan pengemudi lainnya tidak keberatan dipindahkan dari lokasi tersebut asal disediakan tempat parkir yang strategis dan terjangkau.

Imam mengaku tidak pernah mendapat keluhan dari masyarakat. Adapun parkir motor di lokasi tersebut, kata Imam dilakukan dengan rapi. Sedangkan petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta disebut tidak pernah melakukan penindakan di lokasi tersebut.

"Pemerintah harusnya kasih tempat-tempat parkir lah. Kami juga kalau ada tempat parkir (lokasi gratis) enggak mungkin di sini. Kalau Dishub juga seingat saya enggak pernah lagi operasi," ujar Billi.

Salah satu petugas keamanan salah satu gedung di sekitar Jalan Sudan berinisial HJ mengatakan telah beberapa kali mengingatkan para pengemudi ojek online untuk tidak parkir di trotoar yang berada di depan gedung perbelanjaan tempat dia bekerja. Namun, imbauan tersebut tidak diindahkan.

"Saya sudah kasih tahu tapi ya begitu masih ada yang parkir. Jadinya enggak enak kalau diingatkan lagi kan. Setelah itu saya enggak bilang lagi, ya dari pada saya dikeroyok nanti. Kan sama-sama cari makan," ujar HJ.

Salah satu pejalan kaki, Hasni mengatakan keberatan dengan sejumlah kendaraan yang parkir di lokasi tersebut. Selain menganggu saat melintas, motor-motor yang parkir tersebut membuat trotoar kian semrawut.

"Kalau bisa jangan parkir di sini lah, itu kan parkiran Sarinah ada," ujar Hasni.

Pendapat lain disampaikan pejalan kaki lainnya, Zeze. Zeze menilai tidak mempermasalahkan parkir oleh pengemudi ojek online asal tidak menutup seluruh badan jalan.

"Ya mereka juga kan cari uang, kalau parkir lagi kan sulit keluarnya terus bayar lagi sedangkan penghasilan mereka berapa," ujar Zeze.

Pada Selasa (10/7/2018) lalu, Kompas.com juga sempat melakukan peliputan di Jalan Sunda. Saat itu, selain motor, ada dua unit mobil Hiace berpelat merah yang parkir di lokasi tersebut. Mobil Hiace tersebut bertulis "Badan Pengawas Tenaga Nuklir".

Terkait pemberitaan itu, pihak Bapeten mengirimkan surat elektronik kepada Kompas.com yang isinya meminta maaf kepada masyarakat atas kelalaian tersebut.

"BAPETEN menyampaikan terima kasih atas kepedulian Kompas.com dan masyarakat dalam mengingatkan kami atas kelalaian tersebut. Kami memohon maaf dan hal ini menjadi koreksi untuk pembenahan internal, sehingga diharapkan ke depan kejadian serupa tidak terulang kembali," tulis Bapeten melalui surat elektronik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/18/16434691/alasan-pengemudi-ojek-online-parkir-di-trotoar-jalan-sunda

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke