Bau tak sedap yang disebut muncul dari Kali Item dikhawatirkan dapat mengganggu kenyamanan atlet. Pasalnya, kali itu melintas di dekat ruang makan para atlet.
Selain bau tak sedap, air yang berwarna hitam pekat juga dianggap menjadi pemandangan yang tak elok dipandang oleh para atlet.
Kompas.com merangkum sejumlah upaya yang telah dilakukan untuk menghilangkan bau serta menjernihkan Kali Item yang kondisinya disebut telah bau dan hitam sejak lama.
Upaya tersebut tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetapi juga Pemerintah Pusat hingga perkumpulan masyarakat.
1. Aerator, nano nubble, blower, suface aerator
Setidaknya ada empat teknologi canggih yang telah dipasang di sekitar Kali Item oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Alat-alat itu adalah aerator, nano bubble, blower, dan surface aerator.
Diki, operator mesin-mesin tersebut, menyatakan keempat mesin itu punya fungsi sama meski dengan cara kerja berbeda. Nano bubble menghasilkan gelembung udara dengan ukuran nano.
Adapun blower juga mengeluarkan gelembung udara dengan ukuran makro. Sedangkan dua mesin lainnya, aerator dan surface aerator menghasilkan gelembung udara dengan ukuran mikro.
Gelembung-gelembung udara itu diharapkan dapat memperbaiki kualitas air di Kali Item sehingga tidak lagi menimbulkan bau tak sedap.
2. Kain Waring
Demi mengurangi bau tak sedap dari Kali Item, Pemprov DKI telah memasang kain waring selebar 20-23 meter di aliran Kain Item yang memiliki panjang 689 meter.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, pemasangan kain waring bertujuan untuk mengurangi penguapan di Kali Item yang diharapkan dapat mengurangi munculnya bau tidak sedap.
"Dengan penguapan dikurangi, maka harapannya nanti dari hilir sudah dikurangi potensi polutannya, dicegah di lokasi yang ada, dikurangi pencahayaan panas matahari sehingga mengurangi evaporasi. Harapannya tidak tercium," ujar dia.
3. Rekayasa Aliran Kali Item
Upaya penghilangan bau Kali Item tak hanya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah Pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga ikut turun tangan.
Stak Khusus Kementerian PU-PR Firdaus Ali menyatakan, pihaknya berupaya 'mengganti' air di Kali Item dengan aliran kali lain.
"Yang penting itu penggelontoran, flushing dengan dredging. Kedua, mengendalikan pencemaran ke dalamnya," ujar Firdaus.
Sejak Selasa lalu, sekitar 27 pompa mobile milik pemerintah pusat dan Pemprov DKI sudah bekerja memompa air dari hulu Kali Sentiong, lewat Kali Item, ke hilir di Kali Sunter. Pompa milik PUPR dibutuhkan karena kapasitanya lebih besar dari milik DKI.
4. Disemprot Penghilang Bau
Pemprov DKI Jakarta Sabtu lalu telah menyemprotkan cairan penghilang bau ke Kali Item. Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, upaya tersebut diusulkan oleh Tim Pakar ke Pemprov DKI.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, penyemprotan tersebut dilakukan supaya menetralisir agar Kali Item tidak menimbulkan bau tidak sedap.
"Kalau penghilang bau itu menetralisasi agar tidak bau, tapi ada yang menulis pewangi, bukan penghilang bau. Penghilang bau bukan berarti pewangi tapi netralisir," kata dia.
5. Cairan Mikroba
Penyemprotan 2.500 cairan mikroba merupakan upaya terbaru yang dilakukan untuk menghilangkan bau di Kali Item. Upaya itu dilakukan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) pada Minggu (29/8/2018) kemarin.
Ketua Kagama DKI Jakarta Peduli Sampah Shodiq Sihardianto mengatakan, penyemprotan dilakukan di 5 titik sepanjang aliran Kali Sentiong. Shodiq menyebut, pihaknya telah melakukan uji laboratorium sebelum menyemprot cairan tersebut.
"Sebelum kita injeksi, kita sudah mengadakan tes laboraturium untuk tahu kandungan yang menyebabkan bau. Ternyata pencemaran sudah terjadi bertahun-tahun. Kita berpikir satu-satunya solusi hanya bisa melalui injeksi dengan mikroba," jelas Shodiq.
6. Bubuk Penghilang Bau
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) juga ikut berupaya menghilangkan bau di Kali Item dengan menebar 500 kilogram bubuk penghilang bau bernama bubuk DeoGone.
"Saya sebagai masyarakat, khususnya pengurus HKTI merasa prihatin saja terhadap permasalahan Kali Sentiong. Itu kan suda ramai banget di media, baik lokal maupun internasional," kata Suwardi Hagani, Ketua Panitia kegiatan tersebut.
Suwardi menuturkan, bubuk tersebut telah digunakan di Kali Grogol dan membuahkan hasil positif. Oleh karena itu, cara serupa kembali digunakan di Kali Item.
Namun, upaya-upaya tersebut dianggap dapat menghilangkan bau Kali Item secara permanen. Firdaus Ali menilai, pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah merupakan solusi jangka panjang atas masalah yang terjadi di Kali Item.
Firdaus mengatakan, dengan dibangunnya IPAL, air yang bercampur dengan limbah bisa diolah, sehingga air kotor yang terlihat saat ini di kali tersebut bisa menjadi air dengan baku mutu yang lebih baik.
"Dalam jangka panjang, restorasi air sungai, waduk, itu pertama dilakukan ya stop inputnya dulu yaitu dengan membangun IPAL yang bisa sifatnya kolektif, komunal, atau semi komunal," ujar Firdaus, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/7/2018).
Walau pembangunan IPAL dianggap efektif, Firdaus menyebut teknologi membangun IPAL memerlukan biaya yang tinggi serta waktu yang lama.
Setelah kehebohan Kali Item, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun 10 IPAL Komunal di Jakarta yang diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah pencemaran di sungai-sungai lainnya
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/30/07370741/ramai-ramai-berupaya-hilangkan-bau-kali-item