Kompas.com mendapatkan kesempatan berbincang dengan Nurul di kediamannya yang ada di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Senin (20/8/2018).
"Setelah gempa 5 Agustus kemarin saya tetap melayani pembelian, tapi hanya untuk wilayah Jawa saja," ujar Nurul.
Itu pun untuk pembelian secara online. Orangtua tunggal beranak satu ini menghentikan pembelian secara offline karena pelanggannya yang biasa membeli kopi langsung darinya berada di Lombok. Kebanyakan dari mereka juga berhenti berjualan dan menutup toko akibat gempa.
Kompas.com mendatangi rumah Nurul bersama tim Shopee Indonesia. Nurul merupakan salah satu seller Shopee yang mendapatkan bantuan dari Kampus Shopee, komunitas seller situs e-commerce Shopee yang ada di seluruh Indonesia.
Kondisi rumah Nurul sudah hancur di salah satu bagian dindingnya. Beberapa bagian dinding sisi lainnya tampak bolong-bolong. Atapnya juga sudah lepas. Namun, Nurul sudah menambal atapnya dengan atap seng agar dia tidak kehujanan.
Empat mesin penggiling kopi milik Nurul sudah hancur tertimpa reruntuhan saat gempa. Akhirnya, untuk sementara dia menyangrai kopi secara manual dengan tangan. Dia mengandalkan stok terakhirnya untuk memenuhi pesanan dari Shopee.
"Usaha harus tetap jalan. Untuk sekarang saya gencar di online saja dulu. Untungnya masih ada stok kopi yang bisa saya selamatkan," kata dia.
Dalam waktu dekat, Nurul juga akan melakukan pengiriman ke luar negeri. Dia menunjukkan kopi luwak arabika yang baru saja disangrai di reruntuhan rumahnya itu.
"Sekarang sudah 8 negara yang menjadi pelanggan tetap saya tiap bulan, beberapa seperti Jerman, Cina, Malaysia, Singapura, Dubai, dan Taiwan," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/23/04000051/pengusaha-kopi-lombok-tetap-berproduksi-di-rumahnya-yang-rusak-diguncang