Padahal, sekolah-sekolah itu sudah direhabilitasi dan berstandar nasional.
"Kasihan anak-anak sekolah, belajar pakai bangku lama yang sudah reyot-reyot. Dari bangku zaman saya sekolah, yang begini masih dipakai di sekolah-sekolah," ujar Neneng, dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2018, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (12/9/2018).
Neneng menyampaikan, kondisi kursi dan meja yang reyot membuat siswa-siswi tidak nyaman saat belajar di kelas.
Dia juga khawatir kursi dan meja itu roboh saat jam pelajaran.
Dia mencontohkan, sekolah yang masih menggunakan kursi dan meja reyot yakni SMAN 75 Jakarta dan SMPN 30 Jakarta.
"Saya lihat di SMA Negeri 75 juga, mereka itu, kan, unggulan. Itu saya lihat bangkunya. Di SMP 30 juga, kasihan mereka," kata Neneng.
Anggota Fraksi Partai Demokrat-PAN itu mempertanyakan apakah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mengusulkan anggaran untuk pengadaan kursi dan meja yang baru untuk kegiatan belajar mengajar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto menyampaikan, pihaknya masih memproses pengadaan kursi dan meja baru untuk sekolah-sekolah yang direhabilitasi.
Kursi dan meja itu rencananya akan dikirimkan ke sekolah-sekolah akhir tahun ini.
"Sekarang sedang proses fabrikasi untuk kursinya. Pokoknya nanti pengadaan-pengadaan 2016, 2017, 2018, yang rehab total 2016-2017 itu akan terkirim dengan kursi dan meja baru. Prosesnya mulai pengiriman mudah-mudahan pada Desember," ucap Bowo dalam kesempatan yang sama.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/12/16102911/anggota-dprd-dki-sebut-sman-75-dan-smpn-30-masih-pakai-kursi-reyot