Salin Artikel

"Apabila Hukum Sudah Ditegakkan, Kenapa Tawuran Masih Terjadi, Pak?"

Menurut dia, tindakan sekolah, seperti mengeluarkan siswa yang tawuran dari sekolah, tidak efektif mencegah tawuran.

"Apabila hukum sudah ditegakkan, kenapa tawuran masih terjadi, Pak?" tanya Febi kepada Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali dalam deklarasi itu.

Febi mencontohkan kasus pelajar-pelajar yang bermasalah kemudian dikeluarkan oleh sekolah.

Namun, setelah dikeluarkan, mereka membentuk geng dan tongkrongan dengan aktivitas yang tak baik.

"Tongkrongan yang radikal untuk mengahncurkan pendidikan dengan tawuran. Tawuran terjadi karena alumni menyuruh bawahan mereka untuk ikut, bagaimana solusi dan peran siswa?" tanya Febi.

Marullah membenarkan pendapat Febi. Ia mengakui bahwa tawuran yang kerap terjadi digerakkan oleh alumni di tongkrongan.

Oleh karena itu, Marullah meminta agar pihak sekolah bekerja sama dengan kepolisian dan koramil setempat.

"Saya sudah minta bapak-bapak di sini merumuskan solusinya. Ini tidak bisa diselesaikan oleh anak-anak. Nanti ajak duduk masing-masing bapak-bapak di polres dan kodim," ujar Marullah.

Deklarasi Antitawuran ini dihadiri kepala sekolah dan perwakilan siswa SMA/ SMK di Jakarta Selatan. Ada 223 sekolah yang mengirim siswanya untuk deklarasi ini.

Deklarasi digelar menyusul tawuran dengan satu pelajar tewas di Permata Hijau, Kebayoran Lama pada 1 September 2018 lalu.

Polisi menangkap 10 siswa SMAN 32 Jakarta yang terlibat dalam tawuran itu. Satu alumnus SMAN 32 yang diduga otak tawuran masih buron.

Tak lama kemudian, ada lagi aksi penyerangan terhadap siswa SMKN 29 yang menyebabkan satu siswanya luka berat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/26/18334561/apabila-hukum-sudah-ditegakkan-kenapa-tawuran-masih-terjadi-pak

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke