Dua rukun warga itu yakni RW 009 di Jalan Pandan dan RW 010 di Gang H Aom. Pantauan Kompas.com Selasa (9/10/2018), terlihat permukiman RW 009 sangat padat penduduk.
Meski ada beberapa rumah mewah, sebagian besar rumah berukuran sangat kecil dan dibuat dua lantai.
Jalan Pandan yang menjadi jalan utama warga lebarnya hanya tiga sampai lima meter. Gang-gang yang ada di jalan itu ada yang bisa dilalui motor dan ada yang tidak.
Salah satu gang yang hanya bisa dilalui satu orang bahkan sama sekali tak tersinari cahaya matahari.
Salah seorang warga yang tinggal di dalam gang itu, Maesaroh, meletakkan kompornya di atas saluran air.
Saluran air yang ada di dalam gang RW 009 dangkal, penuh sampah, dan berwarna hitam pekat.
"Saya biasa jualan di depan, masaknya di sini," kata Maesaroh, ketika ditemui, Selasa siang.
Maesaroh mengatakan, sudah mengetahui rencana penataan kampungnya. Ia sudah beberapa kali disurvei dan ditanya-tanyai.
"Kalau saya penginnya penataan buat tempat usaha, kan saya usaha di kawasan ini juga," ujar Maesaroh.
Bergeser ke RW 010 di Gang H Aom, pemandangan yang sama terlihat.
Jika di RW 009 Jalan Pandan bisa dilalui satu mobil, di Gang H Aom mobil sama sekali tak bisa melintas. Namun, jalan di gang ini sudah diaspal dan dilengkapi saluran air berpenutup.
Banyak tanah kosong yang tidak didirikan bangunan. Namun sebagian tanah kosong tidak terawat.
Saluran airnya tidak mengalir, banyak kandang ayam dan rumput liar.
Hanya ada 15 rumah di sini, sebab sisanya sudah dibeli oleh pengembang. Salah satu warga, Iwan, mengaku belum mendengar rencana penataan.
"Belum dengar tuh ada penataan, di sini warganya dikit," kata Iwan.
Iwan mengatakan, jika ada penataan, ia berharap pemerintah membangun pengolahan sampah. Sebab, selama ini, warga membuang sampah ke jalan besar dan membakarnya sendiri.
"Kalau bisa dibangun pengolahan sampah. Kalau jalan sama saluran air sudah ada," ujar Iwan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menata kampung-kampung kumuh.
Di Jakarta Selatan, ada empat RW yang segera ditata yakni RW 006 dan RW 003 Tegal Parang, Mampang Prapatan serta RW 009 dan RW 010 Kramat Pela, Kebayoran Baru.
Perencanaan penataan dua kampung itu lewat program community action plan (CAP) telah rampung.
Pengerjaannya tengah dilelang dengan anggaran Rp 2,9 miliar untuk Tegal Parang dan Rp 2,3 miliar untuk Kramat Pela.
Di seluruh DKI Jakarta, ada 445 RW yang akan ditata sesuai Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2018 tentang Peningkatan Kualitas Permukiman dalam Rangka Penataan Kawasan Permukiman Terpadu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/09/17175201/melihat-permukiman-kumuh-di-kramat-pela-yang-akan-ditata