"Itu dari dana kelebihan KLB, dari PT Permadani Khatulistiwa Nusantara (PKN)," ujar Riswan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/11/2018).
Riswan mengatakan, KLB yang digunakan merupakan dana yang masih berlebih dari KLB PT PKN yang sebelumnya membangun JPO Sudirman, Jakarta Pusat.
Menurut Riswan, penggunaan dana KLB untuk pembangunan JPO memiliki keuntungan, yaitu tidak bergantung pada anggaran tahun berjalan.
"Jadi kalau pakai (dana) KLB juga, tahun ini habis enggak berhenti, lanjut terus," ujar Riswan.
Riswan mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan revisi Perjanjian Kerja Sama (PKS) terhadap PT PKN.
Sebelumnya dalam PKS yang telah disepakati, PT PKN hanya membangun JPO Sudirman. Setelah revisi selesai, maka akan diminta persetujuan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Tapi kalau ditanya hitungannya (dibangun JPO) kapan, coba tanya ke Dinas (Bina Marga) langsung," ujar Riswan.
Pada tahun 2018, tercatat dua kali truk tersangkut di sana, yakni 8 September dan 20 Oktober.
Akibatnya, penopang gelagar besi jembatan miring dan akses satu-satunya menuju halte transjakarta tertutup.
Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat juga telah membongkar JPO Jembatan Gantung pada Minggu (31/10/2018).
Bagian yang dibongkar adalah gelagar besi akses dari pintu jembatan arah Grogol menuju halte Transjakarta.
Hingga saat ini, warga menyeberangi Jalan Daan Mogot hanya mengandalkan bantuan petugas PT Transjakarta yang berjaga di lokasi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/23/05041881/pemprov-dki-gunakan-dana-klb-bangun-jpo-jembatan-gantung