"Jadi karena ada bangunan-bangunan di atas yang sering menimbulkan erosi, saluran jadi tersumbat lumpur dan mengendap," kata Arief saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/12/2018).
Arief menambahkan, saluran air yang hanya berdiameter 40 sentimeter juga menyebabkan air tidak dapat mengalir karena dipenuhi lumpur endapan.
Pihaknya mengerahkan petugas mengeruk lumpur untuk mencegah terjadinya banjir. Pihaknya juga mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk menyemprot gorong-gorong agar air mengalir dan lumpurnya keluar.
"Saluran tidak bisa menampung air karena curah hujan yang sangat besar," ujar Arief.
Untuk penanganan jangka panjang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pertokoan sekitar kolong Tol JORR untuk memperbesar saluran air.
"Mudah-mudahaan Januari bisa terealisasi, yang bantuannya sifatnya CSR (corporate social responsibility)," ucapnya.
Adapun, Jalan KH Noer Ali tepatnya di kolong Tol JORR kerap terendam banjir ketika hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Arus lalu lintas sering terhambat ketika jalan terendam banjir.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/14/18441711/ini-penyebab-banjir-kerap-merendam-kolong-tol-jorr-bekasi