Maria mengatakan, pada pagi dan siang hari nyamuk dan lalat tidak begitu banyak mengerubungi rumah di sekitar bantaran kali.
Namun ketika malam hari, nyamuk sangat menganggu warga yang hendak beristirahat.
"Merusak pemandangan. Enggak pernah penyakit, (tapi) dari baunya mengganggu. Lalat dan nyamuk malam banyak. Terganggu sama bau. Gara-gara bau, jadi susah tidur saya," kata Maria kepada Kompas.com, Selasa (8/1/2019).
Senada dengan Maria, warga sekitar kali lainnya yang bernama Acim mengaku sulit tidur di malam hari ketika angin kencang dan membawa bau ke area permukiman warga.
"Kalau malam anginnya lagi kencang, baunya makin menyengat. Nyamuk ganggu banget deh. Anak saya susah tidur," ujar Acim.
Dia berharap sampah di Kali Pisang Batu bisa segera dibersihkan dan tak ada lagi sampah yang menumpuk di kali.
"Ya cepat dibersihin lah, diangkut. Kami mau bantu tapi bagaimana, itu enggak bisa diangkut manual, mesti pakai alat. Kami juga enggak pernah buang (sampah) ke kali itu, tapi kami yang kena," tutur Acim.
Sudah sejak lama lautan sampah nampak memenuhi Kali Pisang Batu di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Pantauan Kompas.com, sampah rumah tangga seperti plastik, botol, bahkan kasur pun tertata rapi seperti "dataran baru" di permukaan kali.
Air kali juga nampak hitam pekat serta mengeluarkan bau tak sedap.
Adapun sejak Sabtu (5/1/2019) lalu, sampah sudah dikeruk oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi menggunakan dua alat berat dan puluhan truk.
Sampai hari ini, sudah 150 truk mengangkut sampah dari kali tersebut namun sampah masih sangat banyak di sana.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/08/15491731/keluhan-warga-sekitar-lautan-sampah-di-bekasi-susah-tidur-dan-nyamuk