"Paling tinggi masih di Jakarta Selatan, di Jakarta Selatan ada 277, di Jakarta Timur ada 226, Jakarta Barat 230, sisanya di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti kepada wartawan, Jumat (1/2/2019).
Widyastuti mengatakan jika sebelumnya kejadian DBD paling banyak ada di Kecamatan Jagakarsa, kini pasien paling banyak berada di Kecamatan Kalideres. Jumlahnya mencapai 104 orang, menyusul Cengkareng sebanyak 60 pasien, dan Jagakarsa 51 pasien.
"Adapun penderita di Kecamatan Cipayung sebanyak 41 orang dan di Kebayoran Baru sebanyak 39 orang," kata Widyastuti.
Dari 813 warga yang terjangkit DBD, tidak ada korban meninggal.
Jumlah kasus DBD tahun ini tertinggi selama tiga tahun terakhir. Pada Januari 2018, jumlah kasus DBD hanya 198. Kemudian pada Januari 2017, kasus DBD sebanyak 665.
Untuk mewaspadai meluasnya DBD, Dinas Kesehatan DKI Jakarta bekerja sama dengan BMKG dalam pengembangan model prediksi angka DBD berbasis iklim yang dapat diakses melalui situ bmkg. dbd.go.id/.
Selain itu, Pemprov DKI melakukan fogging di wilayah asal korban DBD dengan hasil penyelidikan epidemiologi (PE) positif.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/01/18302151/sepanjang-januari-2019-pasien-dbd-dki-jakarta-jadi-813-orang