Salin Artikel

Hal yang Perlu Diketahui tentang Warung Nasi Lewat Lubang di SCBD

Viralnya warung Damiah karena cara melayani pelanggannya melalui lubang berukuran 30 x 30 sentimeter dan merupakan warung nasi berkonsep drive thru.

Namun, ternyata bukan hanya Damiah yang memiliki warung dengan konsep seperti itu. Berikut informasi lengkap seputar warung nasi lewat lubang di sekitar area parkiran Grand Lucky SCBD:

Empat warung

Bukan saja warung Pemalang milik Damiah yang beroperasi di parkiran Grand Lucky. Terdapat juga tiga warung lain dengan konsep serupa.

Pertama adalah warung nasi Ibu Pattar milik Suparti (70) yang sudah berdiri selama 20 tahun.

Kemudian warung Mpok Rini milik Rini (40) sebagai warung nasi pertama yang menggunakan lubang di sana.

Terakhir, warung gorengan dan kopi milik Warti (46) yang baru beroperasi kurang lebih enam bulan terakhir.

Sejumlah rintangan muncul dan mewarnai perjalanan warung nasi lewat lubang ini.

Warung nasi milik Damiah pernah ditutup lubangnya oleh sekuriti sebelum akhirnya diperbolehkan untuk tetap dibuka asal diberi pintu. Jadi, ketika warung tutup, lubang juga tertutup.

Selain itu, Rini pernah beradu argumen dengan sekuriti setempat karena ada warung lain yang diizinkan berjualan tepat di depan lubang miliknya.

Karena merasa dagangan yang dijual serupa, Rini mengajukan protes. Lapak tersebut kemudian dipindahkan.

Hidangan

Berbagai menu masakan rumah tersedia di warung nasi lewat lubang parkiran Grand Lucky.

Pelanggan bisa menikmati lauk, seperti telur balado, telur dadar, gulai ayam, ayam bumbu bakar, beragam ikan goreng dan bakar, serta sayuran, seperti oseng kangkung, sop, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu, warung-warung tersebut juga menyediakan kudapan, seperti gorengan, donat, hingga minuman sachet dan kopi hitam.

Harga

Menurut pengamatan Kompas.com pada Jumat (8/2/2019), warung nasi lewat lubang diminati karena harganya murah.

Rata-rata tiap porsi nasi telur dibanderol dengan harga Rp 10.000, nasi ayam Rp 15.000, dan kopi hitam Rp 2.500.

Setiap warung nasi lewat lubang mulai buka pukul 06.00 hingga pukul 21.00. Keempatnya melayani sarapan hingga makan malam.

Biasanya, pengunjung ramai berdatangan pada pukul 12.00-14.00 dan 17.00-19.00.

Penikmat warung nasi lewat lubang kebanyakan adalah pegawai yang bukan saja bekerja di Grand Lucky, melainkan juga dari sekitar area SCBD.

Selain pegawai, para sopir juga merupakan pelanggan utama karena mereka biasa menghabiskan waktu lama menunggu di parkiran.

Selain makan berat, para sopir biasanya juga membeli kudapan, seperti gorengan dan kopi, untuk menemani aktivitasnya seharian.

Penghasilan

Pemilik warung gorengan dan kopi, Warti, mengaku mendapatkan penghasilan kotor Rp 700.000 per hari. Sementara pada Sabtu dan Minggu menurun di angka Rp 500.000.

Mpok Rini mendapatkan penghasilan kotor Rp 1 juta per hari. Sementara Suparti dapat meraup keuntungan bersih Rp 4 juta per bulan.

Damiah mengklaim bisa dapat penghasilan kotor kurang lebih Rp 3 juta setiap hari.

Tak membayar

Kebesaran hati para pemilik warung nasi lewat lubang nampak ketika mereka mengikhlaskan pelanggan yang tidak membayar.

Rini mengatakan, dia sering kali menemui beberapa pelanggan yang lupa membayar karena tiba-tiba mendapat panggilan dari bos atau kantor.

"Di sini yang beli, kan, mayoritas sopir. Kadang lagi makan tiba-tiba ditelepon bos atau kantornya, suruh segera pergi, nah kebiasaan mereka lupa bayar," tutur Rini.

Warti juga pernah mengalami kejadian serupa ketika gorengan dan kopinya tidak dibayar oleh pekerja proyek sekitar SCBD.

Menurut Warti, setelah ngutang mereka hilang. Namun, penjual asal Surakarta ini sudah ikhlas dan menganggap kejadian seperti ini wajar dialami para pemilik warung.

"Ya, diikhlasin saja, belum rezekinya. Toh masih lebih banyak yang bayar ketimbang yang enggak (bayar). Disyukuri saja, rezeki enggak ke mana," kata Warti.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/09/06485531/hal-yang-perlu-diketahui-tentang-warung-nasi-lewat-lubang-di-scbd

Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke