Namun sejumlah pengendara mengaku belum mengetahui adanya penurunan harga BBM itu.
Edi, salah seorang warga yang tengah mengantre untuk mengisi minyaknya di SPBU Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur mengatakan, sama sekali belum mendengar kabar penurunan harga minyak tersebut.
"Belum, belum tahu saya," katanya kepada Kompas.com, Minggu (10/2/2019) sore.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ari, seorang ojek online yang akan mengisi bahan bakar kendaraannya dengan BBM nonsubsidi jenis premium.
"Emang turun ya? Saya aja baru denger ini, kurang disosialisasikan kali ya," jelas Ari.
Ia kemudian menanyakan kebenaran berita tersebut kepada petugas SPBU yang mengisi minyak motornya. "Saya juga enggak tahu, saya mah ngisi aja," kata petugas itu.
Ari kemudian berkata cukup senang karena pemerintah menurunkan harga BBM nonsubsidi ini karena ia biasa menggunakan Pertamax apabila menempuh perjalanan jauh dengan alasan membuat tarikan sepeda motor miliknya jadi lebih ringan.
Namun, meski harga Pertamax turun sebesar Rp 350, ia mengaku belum sanggup untuk beralih total dari BBM jenis Premium.
"Ya kalau buat ngojek gini pakai Pertamax jebol, enggak dapat apa-apa," jelas Ari.
Kebijakan penyesuaian harga ini dilakukan Pertamina menyusul tren menurunnya harga minyak mentah dunia dan penguatan rupiah terhadap dollar Amerika.
Adapun besaran penurunan harga tersebut adalah Pertamax turun Rp 350 per liter, Pertamax Turbo turun Rp 800 per liter, Dexlite turun Rp 100 per liter, dan Dex turun Rp 50 per liter.
Selain itu, Pertamina juga melakukan penyelerasan harga Premium (JBKP di wilayah Jawa, Madura, dan Bali) menjadi Rp 6.450 per liter sehingga sama dengan harga di luar Jawa, Madura, Bali.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/10/18163861/sejumlah-warga-dki-belum-tahu-harga-pertamax-series-turun