"Kita sedang membangun jalan-jalan baru, kayak flyover Rawa Panjang dan Bojong Menteng, jalan tembus Pekayon Jatiasih, jalan tembus Pangerang Jayakarta ke Kranji, terus nanti dari Ganda Agung ke DPRD. Itu adalah bentuk dalam rangka pemecahan kemacetan," kata Rahmat saat ditemui Kompas.com, Kamis (21/2/2019).
Menurut pria yang kerap disapa Pepen ini, empat proyek strategis nasional menjadi penyebab utama kemacetan yang signifikan di wilayah Kota Bekasi.
Hal itu diperparah dengan volume kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan di Kota Bekasi.
Keempat proyek itu yakni Tol Becakayu, pembangunan LRT (light rail transit), Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II, dan kereta cepat.
Dengan adanya empat proyek itu, sejumlah kendaraan bertonase besar dari tol kerap masuk ke jalan arteri Kota Bekasi dan menambah beban arus lalu lintas.
"Volume kendaraan karena penghasil terbesar (kemacetan), itu kalau kita jejer banyaknya kendaraan di kota bekasi diukur dengan panjang jalan itu, kendaraannya 3 kali lipat dari panjang jalan yang ada," ujar Rahmat.
Selain itu, untuk mengurangi kemacetan, Pemkot Bekasi akan merevitalisasi angkutan perkotaan yang kini sudah mulai ditinggalkan masyarakat Kota Bekasi.
"Kita akan lakukan revitalisasi angkot (angkuta perkotaan), makanya kita mulai dengan itu. Itu adalah titik bagaimana kita akan mengevaluasi keberadaan angkot-angkot yang sekarang sudah enggak layak," tutur Rahmat.
Sementara itu, Kabid Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Johan Budi mengatakan, terdapat tiga titik jalan rawan macet yakni, perempatan Caman Jalan KH Noer Ali, Jalan Ir Juanda, tepatnya sekitar Stasiun Bekasi, dan Simpang Lima Jatibening.
"Itu pagi dan sore yah kalau siang sudah kosong kan orang pada kerja di Jakarta itu weekdays (hari biasa)," kata Johan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/21/21232481/menurut-pepen-4-proyek-strategis-nasional-ini-sebabkan-bekasi-macet