"Tahu sendiri angin kencang sekali di pelabuhan ini, jadi tidak menutup kemungkinan yang sudah jadi abu bisa jadi bara (api) kembali," kata Argo di Pelabuhan Muara Baru, Minggu (24/2/2019).
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Minggu, api kembali membakar bangkai kapal-kapal pada pukul 16.30 dan 18.15 WIB. Akibatnya, asap hitam pekat tampak membumbung tinggi.
Argo memastikan, petugas pemadam kebakaran tetap bersiaga di pelabuhan untuk memadamkan api.
"Aparat-aparat pemadam kebakaran membantu untuk memadamkan kapal yang terbakar," ujar Argo.
Kebakaran menghanguskan 34 kapal nelayan di Pelabuhan Muara Baru, Sabtu (23/2/2019) pukul 15.16 WIB.
Dalam proses pemadaman, angin bertiup kencang ke arah barat sehingga mengenai kapal lainnya yang posisinya saling berdekatan. Api baru berhasil dipadamkan pada Minggu pukul 05.16 WIB.
Kepala Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Satriadi Gunawan mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 14 jam untuk memadamkan api karena kapal yang bersandar terbuat dari kayu.
"Kesulitannya bahan (pembuatan) kapal dari kayu. Kondisi kapal juga terisi full solar, jadi matinya (api) lama. Angin kencang juga berpengaruh," kata Satriadi.
Saat ini, tim penyidik Polda Metro Jaya bersama tim pusat laboratorium forensik (Puslabfor) dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) masih menyelidiki penyebab kebakaran.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/24/19511241/angin-kencang-sebabkan-percikan-api-muncul-kembali-dari-bangkai-kapal-di