Salin Artikel

[POPULER MEGAPOLITAN]: Sopir Grab Turunkan Penumpang karena Beda Pilihan Capres I Preman Intimidasi Pekerja Jalan Tol I Perombakan Pejabat di DKI

1. Sopir Grab turunkan penumpang karena beda pilihan capres

Perusahaan penyedia jasa transportasi online Grab Indonesia menonaktifkan seorang pengemudinya karena si pengemudi menurunkan seorang penumpang yang berbeda pandangan politik dengannya.

"Halo, kami telah menonaktifkan mitra pengemudi yang bersangkutan dari platform kami untuk melakukan klarifikasi lebih lanjut dan pelatihan ulang agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Kami juga memberi informasi terkini kepada penumpang. Terima kasih," demikian keterangan pihak Grab melalui akun Twitter pada Senin (25/2/2019).

Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno menjelaskan, pihaknya tidak akan menoleransi segala bentuk perlakuan yang dapat mengurangi kenyamanan dan membahayakan penumpangnya.

Sopir Grab berinisial AM itu menjadi perbincangan di media sosial setelah menurunkan seorang penumpang yang hendak menghadiri deklarasi Alumni Orange Semanggi Atma Jaya untuk pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Penumpang tersebut diusir AM karena mengenakan baju bergambar Jokowi-Amin.

Lanjutan berita ini bisa dibaca di : Turunkan Penumpang karena Beda Pilihan Capres, Driver Grab Dinonaktifkan 

2. Kronologi sopir Grab turunkan penumpang

Sopir Grab itu, AM, menurunkan penumpang, seorang perempuan, di tengah perjalanan lantaran berbeda pandangan politik. Aksinya tersebut kemudian menjadi perbincangan di media sosial Twitter.

Perempuan penumpang itu hendak menghadiri deklarasi Alumni Orange Semanggi Atma Jaya untuk pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Perempuan tersebut mengenakan pakaian oranye bergambar paslon nomor urut 01.

Setelah menjemput penumpangnya, AM memperlambat laju kendaraan dan membawa penumpang tersebut ke rute yang lebih jauh dari seharusnya. Sang penumpang yang jengkel kemudian mempertanyakan perlakuan tersebut.

AM mengatakan bahwa dirinya seharusnya tidak menjemput perempuan tersebut jika tahu penumpang itu pendukung paslon 01. Penumpang itu kemudian disuruh AM untuk keluar dari mobil meski belum sampai ke tujuan.

Ikuti lanjutan beritanya di sini. 

3. Mengapa Anies rombak pejabat DKI besar-besaran?

Dari 1.125 jabatan administrator dan pengawasan yang dilantik, 15 pejabat pimpinan tinggi pratama.

Sementara administrator atau eselon III sebanyak 274 orang dan pengawas atau eselon IV sebanyak 836 orang.

Menurut Anies, pelantikan kemarin merupakan salah satu perombakan terbesar yang pernah dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

Apa alasan Anies? Ikuti beritanya di : Mengapa Anies Rombak Pejabat DKI Besar-besaran?

4. Saat camat dan lurah didemosi, tetapi tak tahu apa salahnya

Masih terkait dengan perombakan pejabat di DKI. Di tengah riuh ucapan selamat dan ungkapan bahagia pelantikan para pejabat di DKI pada Senin (25/2/2019) sore di Balai Kota, ada sejumlah wajah yang kebingungan.

Mereka mengaku tak tahu-menahu telah dicopot dari jabatannya ataupun ke mana ditempatkan setelahnya.

Camat Cilandak Tomy Fudirhatono misalnya. Kendati memakai pakaian dinas upacara lengkap, Tomy mengaku belum tahu di mana ia ditempatkan.

Sekretaris Lurah Pinangranti, Jakarta Timur, Haris juga mengaku belum mengatahui lokasi kelurahan mana yang akan dipimpinnya.

"Besok masih dikumpulin untuk penempatannya. Masih besok untuk dikumpulkan," katanya. Camat Pancoran Herry Gunara juga hanya tahu ia dicopot dari jabatannya. "Belum tahu saya ke mana, hanya dengar-dengar demosi," kata Herry.

Selain tak tahu ke mana dipindahkan, sejak awal Herry juga tak tahu apa kesalahannya sehingga didemosi. Ia merasa sudah bekerja maksimal. 

Hal sama dialami Sayid Ali, Camat Kebayoran Lama, yang dicopot menjadi Kepala Bagian Penataan dan Lingkungan Hidup Jakarta Selatan. "Enggak pernah dipanggil. Baru tahu juga kemarin ada rotasi," kata Sayid.

Lalu apa tanggapan Pemprov DKI terkait hal itu? Silakan baca lanjutan beritanya di sini.

 5. 20 preman intimidasi pekerja Tol Cijago

Sebanyak 20 preman ditangkap Tim Jaguar Polresta Depok lantaran diduga mengintimidasi pekerja Tol Cinere-Jagorawi saat akan melakukan pengerjaan pembangunan di kompleks Pelni, Bakti Jaya, Sukmajaya.

Kepala Tim Jaguar Polresta Depok Iptu Winam Agus mengatakan, tujuan preman tersebut mengintimidasi lantaran ingin menguasai lahan kompleks Pelni yang hendak dibangun Tol Cijago dengan harapan diberi uang ganti rugi oleh pengembang.

Siapa para preman ini? Simak lanjutan beritanya di 20 Preman Intimidasi Pekerja Tol Cijago

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/27/07233381/populer-megapolitan-sopir-grab-turunkan-penumpang-karena-beda-pilihan

Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke