Salin Artikel

Melihat Pohon Duku Berusia 100 Tahun di Condet yang Buahnya Pernah Jadi Hidangan Istana

Dahulu, seluruh hamparan wilayah Condet tumbuh pohon duku, salak, hingga melinjo yang berdampingan dengan permukiman warga.

Namun, seiring berjalannya waktu, perkebunan ini berubah menjadi permukiman yang lebih padat hingga tempat-tempat usaha.

Dengan hanya menyisakan lahan 3 hektar 450 meter, perkebunan yang memiliki 49 jenis salak dan 1 jenis duku ini ditetapkan sebagai "Cagar Buah Condet".

"Ini kan tadinya lahan perkebunan semua. Tahun 1974 wilayah ini ditetapkan sebagai cagar buah-buahan khas Condet," ucap Kepala UPT Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman DKI Jakarta Ali Nurdin saat berbincang dengan Kompas.com.

Tahun 2003, salak Condet disahkan oleh Kementerian Pertanian sebagai buah khas jakarta.

Di mana pun salak Condet ditanam maupun dipasarkan, nama buah tersebut tetap melekat karena sudah dipatenkan.

Untuk mengunjungi Cagar Buah Condet cukup mudah. Tempat yang strategis dan berada tepat di jalan utama membuat lokasinya mudah ditemukan yakni di Jalan Kayu Manis No.3, Balekambang, Condet, Jakarta Timur, 

Di depan cagar ini terdapat tulisan "Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta".

Sebelum memasuki perkebunan, pengunjung akan menemui kantor pengelola Cagar Buah Condet.

Di samping kantor pengelola terdapat 30 anak tangga untuk menuruni dan menuju perkebunan. Suasana sejuk dan dingin langsung terasa begitu memasuki perkebunan.

Sejumlah petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) terlihat sedang membersihkan area perkebunan.

"Mbak mau dicoba dukunya?" tanya seorang petugas dari atas pohon begitu melihat saya.

Saya pun langsung mengiyakan tawaran tersebut. Mencicipi buah langsung dari bawah pohonnya memang memiliki sensasi tersendiri.

Rasa manis dan kenyal terasa begitu spesial ditambah sepoinya angin.

Pohon duku berusia 100 tahun

Duku yang sedang dipanen tersebut rupanya berasal dari pohon yang sudah berusia senja.

Pohon tersebut sudah menginjak usia 100 tahun. Dengan tinggi sekitar 30 meter dan buah yang rimbun, masih menunjukan produktifnya pohon itu.

"Ini usianya sekitar 100 tahun lebih," ucap Ali.

Rasanya tak kalah dengan duku yang masih berusia puluhan tahun. Ali menyebut, duku Condet memang mempunyai kelebihan tersendiri.

"Duku Condet ini bedanya abis dipetik bisa langsung dimakan. Dia manis sekali, teman saya yang orang Palembang yang tempatnya banyak duku saja bilang kalau ini lebih enak," kata dia sembari mengupas dukunya yang kesekian.

Selain manis, duku ini bisa disebut minim getah.

Wajar saja jika pada zamannya, duku beserta salak ini pernah menjadi buah kesukaan Presiden Indonesia yang pertama Soekarno.

"Di buku referensi memang menyebut dulu salak dan duku condet jadi hidangan istana pada zaman Pak Soekarno. Ibu Mega pun pernah bilang itu," tuturnya.

Dari 150 pohon duku yang ada di perkebunan ini, hanya 22 pohon yang bisa dipanen.

"Tidak semua pohon berbuah hanya 22 pohon dari total 150. Artinya tidak serentak berbuah," lanjut Ali.

Sedangkan untuk buah Salak, berjumlah 3.000 pohon dan yang aktif berbuah sejumlah 200 pohon.

"Untuk Salak harusnya bisa lebih banyak pohon yang berbuah, tapi tahun 2018 lalu karena jelang berbuah terserang musibah banjir. Akhirnya sebagian besar busuk dan jadi tidak produktif lagi," jelasnya.

Untuk duku Condet, masa panennya berada di antara Februari hingga Maret. Sedangkan salak akan berbuah serentak pada akhir tahun tepatnya bulan Desember.

Perawatan khusus

Beberapa tanaman di dalam perkebunan memang sudah berusia ratusan tahun. Karena hal itu, pengelola berupaya melestarikan dengan menggunakan pupuk organik

"Karena tanahnya sudah jenuh, kami ingin memulihkan agar semua bisa berbuah," ujar Ali.

Dalam pengelolaan dan perawatannya, pengelola mengizinkan warga untuk ikut terlibat.

Ali menyebut hal ini agar pengelola dan warga bisa sama-sama melestarikan perkebunan di Condet.

"Karena memang sebelumnya kepunyaan warga 2006 sampai 2007 dibebaskan oleh pemda untuk pelestrasian agar tidak punah kita beri perawatan. Tapi warga bisa terlibat untuk perawatannya," ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/14/15314521/melihat-pohon-duku-berusia-100-tahun-di-condet-yang-buahnya-pernah-jadi

Terkini Lainnya

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke