Salin Artikel

Aplikator Dinilai Potong Biaya Terlalu Banyak dari Ojek Online

Tigor, Rabu (20/3/2019), menyebutkan, dengan potongan sebesar itu perusahaan aplikator terlalu rakus. 

Kondisi itu masih akan berlangsung karena Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat belum menentukan tarif yang pasti.

"Terkait penetapan tarif nanti akan diatur di SK lain, tapi sebelum SK itu ada, menurut saya perusahaan aplikator cukup mengambil biaya 10 persen saja dari pengemudi ojol (ojek online). Apalagi itu kan dibebankan sekali order. Jangan terlalu banyak," ujar Tigor.

Tigor menambahkan jika beban tersebut tidak dikurangi, perusahaan aplikator harus bertanggung jawab terkait apapun yang terjadi dengan pengemudi ojol di lapangan.

"Kalo tetap 20 persen ya mereka punya kewajiban untuk bertanggung jawab atas apapun yang terjadi di lapangan terkait pengemudinya. Jadi tidak lepas tangan atas masalah-masalah yang ada, karena statusnya mitra," kata Tigor.

Soal keluhan pengemudi ojol terkait Peraturan Menteri Nomor 12 itu yang hanya memperbolehkan membawa satu penumpang sekali antar, Tigor mengatakan peraturan itu demi keamanan berkendara.

"Kalo soal penumpang memang demi keselamatan. Maka saya mengimbau polisi harus tindak tegas pengendara motor yang bawa lebih dari satu penumpang, bukan untuk ojol saja tapi semua masyarakat," kata dia.

Kementrian Perhubungan telah mengeluarkan peraturan baru yang mengatur soal pengemudi ojek online  pada 11 Maret lalu.

Peraturan tersebut mengatur aspek-aspek utama terkait ojek online seperti keselamatan, kenyamanan, keamanan, keteraturan, keterjangkauan, suspend, dan biaya jasa.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/20/22352131/aplikator-dinilai-potong-biaya-terlalu-banyak-dari-ojek-online

Terkini Lainnya

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke