Rute baru yang dibuka oleh Transjakarta kerap kali mendapatkan protes dari para sopir angkot.
Pada Kamis (4/4/2019), sejumlah sopir angkot berdemo menuntut berhentinya layanan transjakarta rute Pondok Cabe-Tanah Abang (S41) yang terintegrasi dengan Stasiun MRT Jakarta Lebak Bulus.
Alhasil, layanan pada rute tersebut harus berhenti sejak Kamis pukul 12.00 WIB.
"Mohon maaf atas adanya gangguan dalam pelayanan, kami sedang mencari solusi, dan membutuhkan dukungan kewenangan pemerintah" ujar Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono dalam keterangan tertulis, Kamis (4/4/2019).
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) atas keputusan penghentian sementara layanan ini.
Agung mengatakan, penghentian bertujuan melindungi para pengemudi, petugas layanan bus, bus, hingga penumpang bila ada aksi anarkis.
"Saat ini perundingan antara PT Transjakarta dengan para pengurus angkot 106 masih berlangsung, semoga bisa cepat menemukan solusi terbaik bersama," katanya.
Demo menuntut Bus Tanah Abang Explorer dihentikan
Demo sopir angkot yang meminta berhentinya layanan transjakarta bukan yang pertama kalinya.
Sebelumnya, sopir angkot yang beroperasi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat melakukan aksi mogok pada Senin (29/1/2018).
Puluhan angkot yang berasal dari trayek M03, M08, M09, dan M10 berdemo.
Para sopir menuntut Pemrov DKI membuka kembali Jalan Jatibaru Raya yang ditutup untuk mengakomodir pada pedagang kali lima (PKL). Mereka merasa penutupan tersebut menggerus omzet mereka.
Para sopir juga menuntut pengoperasian transjakarta Tanah Abang Explorer dihentikan.
Para sopir menilai dioperasikannya bus gratis berdampak pada penurunan penumpang.
"Kami tidak akan beroperasi sebelum Jalan Jatibaru dibuka. Kalau perlu sampai besok (hari ini) kami mogok," ujar sopir angkot M08 Eri kepada Kompas.com.
Demo yang sama pernah dilakukan sejumlah angkot yang mogok beroperasi sembari menuntut dihentikannya trayek transjakarta jurusan Pulogadung-Pondok Gede, Senin (3/12/2018).
Menurut mereka, kehadiran bus metro transjakarta tersebut membuat pendapatan para sopir angkot menurun.
Salah satu supir angkot, Lamser Kasugian (45) mengatakan, pihaknya menggelar aksi mogok tersebut untuk menuntut dihentikan trayek transjakarta yang melintas di jalur Pulogadung-Pondok Gede.
"Jadi begini, sejak adanya transjakarta, pendapatan kami setiap hari berkurang, makanya kami mogok operasi. Karena percuma juga kami beroperasi tapi pendapatan kami minim," kata Lamser di lokasi, Senin (3/12/2018).
Menurutnya, pendapatan sopir angkot menurun semenjak bus metro transjakarta melintas di jalur tersebut tiga bulan lalu.
Hal ini menyebabkan persaingan antarmoda transportasi hingga menggerus pendapatan para supir angkot yang justru sudah beroperasi sejak lama.
"Transjakarta ini tolonglah dikurangi dulu, karena bus-bus besar tersebut tidak cocok di Jalan arteri. Kalau yang tiga per empat (mini trans) bolehlah lewat," ujarnya.
Sopir angkot lainnya, Firman menuturkan, kehadiran bus metro transjakarta tersebut berdampak pada penempatan empat trayek angkot.
Ia pun meminta agar bus metro transjakarta jangan memutar balik di Pondok Gede, melainkan agar memutar lewat jalur Pinang Ranti.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/05/09023411/ketika-kehadiran-transjakarta-sering-didemo-sopir-angkot