Salin Artikel

[POPULER MEGAPOLITAN]: Cek Fakta, "Quick Count" Disebut Bentuk Kecurangan Hasil Pemilu I Sekelompok Pemuda Berseragam FPI Diamankan di TPS

1. Cek Fakta: "Quick Count" Disebut Bentuk Kecurangan Hasil Pemilu

Setelah pemungutan suara, keramaian Pemilu 2019 diisi dengan perolehan hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Ada yang menyambut gembira hasil quick count. Namun, ada juga yang bersikap skeptis dan mencurigainya.

Akun Twitter @greenblackcyber misalnya, membuat sebuah kicauan yang menginformasikan cara kerja hasil hitung cepat alias quick count saat pemilu. Dalam twitnya, pemilik akun mengungkapkan bahwa lembaga survei sengaja memenangkan salah satu pasang calon presiden dan calon wakil presiden untuk mengalihkan perhatian publik dan memancing emosi paslon lainnya. Hal itu bertujuan untuk membuat kecurangan pada hasil pemilu.

Benarkah hasil quick count tak bisa dipercaya?

Dilansir dari pemberitaan sebelumnya, hasil quick count yang dilakukan oleh lembaga survei hanya menggunakan sejumlah suara dari beberapa tempat pemungutan suara (TPS) sebagai sampel. Sementara, hasil real count yang dilakukan oleh KPU menggunakan seluruh suara yang terkumpul dari semua TPS se-Indonesia.

Lembaga survei penyelenggara quick count telah diatur dalam Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2013 yang diubah menjadi Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2014. PKPU mengatur kewajiban yang harus dipenuhi lembaga-lembaga survei.

Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan, hasil quick count bukan hasil resmi pemilu. Karena itu, lembaga survei harus mengumumkan dengan jelas persentase sampel yang sudah diambil dari angka yang dimunculkan tersebut.

Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia Hamdi Muluk mengatakan, quick count atau Parallel Vote Tabulation (PVTs) merupakan alat yang diadopsi dari The National Democratic Institute (NDI). Hamdi menjelaskan, quick count adalah alat untuk mengetahui hasil pemilu secara cepat dengan mengambil sampel di tempat pemungutan suara (TPS).

Lihat berita lengkap tentang hal ini di: CEK FAKTA: "Quick Count" Disebut Bentuk Kecurangan Hasil Pemilu

2. Tunjukkan Jari Ungu, Dapatkan Sejumlah Promo Ini

Sejumlah destinasi wisata dan tempat kumpul di DKI Jakarta memberikan potongan harga hingga tiket gratis untuk masyarakat pada Rabu kemarin. Syaratnya cukup perlihatkan jari yang telah tercelup tinta pemilu, yang menunjukkan bahwa orang itu telah mencoblos pada Pemilu 2019 yang diselenggarakan kemarin.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan misalnya mengratiskan biaya retribusi di seluruh museum yang ada di wilayah DKI Jakarta kemarin. Hal itu dilakukan untuk memberi apresiasi kepada masyarakat yang sudah mengikuti pemilu dan tidak memilih golput.

Potongan harga juga bisa didapatkan di Taman Impian Jaya Ancol, cukup dengan menunjukan jari bertinta sebagai tanda kamu sudah melakukan pencoblosan.

Selain itu ada berbagai promo di retoran dan kafe yang bisa didapatkan setelah menunjukan jari bertinta.

Berita lengkap tentang hal ini silakan baca di: Tunjukkan Jari Ungu, Dapatkan Promo Pemilu di Sejumlah Lokasi di Jakarta Ini 

3. Sekelompok Pemuda Berseragam FPI Diamankan Polisi di TPS

Sebuah video yang memperlihatkan keributan di tempat pemungutan suara ( TPS) tersebar melalui media sosial WhatsApp, Rabu kemarin. Dalam video itu, terlihat beberapa orang mengenakan pakaian bertuliskan Front Pembela Islam ( FPI) cekcok dengan Kepala Bagian Pembinaan Operasional Direktorat Reserse Kriminal Umum AKBP Ahmad Fanani.

Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren AKP Rensa Aktadivia membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, kejadian itu terjadi di TPS 75-84 di Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat pada Rabu siang kemarin.

Menurut Rensa, peristiwa itu terjadi akibat sekelompok orang datang ke TPS menggunakan atribut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Jadi ada tujuh orang menggunakan atribut 02, pin garuda merah. Lalu, diminta keluar oleh pihak kubu 01, karena sebelumnya ada perjanjian tidak boleh membawa atribut masing-masing calon," ujar Rensa saat dikonfirmasi wartawan, Rabu siang.

Sekelompok orang tersebut merasa tidak terima saat diminta ke luar dari lokasi tersebut sehingga terlibat cekcok.

Pihak kepolisian pun membantu mengamankan mereka. Rensa mengatakan, ada tujuh orang yang diamankan polisi terkait kasus ini.

Simak berita lengkap tentan hal ini di : Pakai Pin Garuda Merah, Sekelompok Pemuda Berseragam FPI Diamankan Polisi di TPS

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/18/07001161/populer-megapolitan-cek-fakta-quick-count-disebut-bentuk-kecurangan-hasil

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke