Hal itu dinilai dari total jumlah warga yang mengungsi saat banjir merendam sejumlah wilayah di Jakarta Timur dan Selatan, Jumat (26/4/2019) ini.
"Kalau kita bandingkan sekarang itu pengungsinya tidak sampai 3.000 ya. Kalau dibanding tahun-tahun sebelumnya itu sampai 15.000 dengan kategori yang sama kategori siaga 1," ujar M Ridwan, kepala UPT Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah provinsi dengan menggunakan SMS blast, peringatan dini melalui camat dan lurah setempat cukup berhasil mengurangi jumlah korban banjir.
Selain itu, kata Ridwan, seluruh aparat kelurahan dikerahkan untuk memantau dan membantu warga memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi sehinga tak ditemukan kerusakan berarti dalam banjir kali ini.
Ia mengatakan tingkat kesadaran masyarakat Jakarta dalam mengantisipasi bencana sudah cukup baik.
"Dibanding tahun-tahun sebelumnya ketika kami kirim SMS blast, masyarakat menganggap itu hanya sebagai iklan atau apa, tapi sekarang BPBD itu merupakan suatu peringatan dini yang disadari itu betul-betul harus mereka ikuti," kata Ridwan.
Berdasarkan data yang dirilis BPBD pada Jumat sore ini pukul 18.00 WIB, ada 26 titik banjir yang tersebar di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Dampaknya sebanyak 516 kepala keluaga (KK) atau 2.938 jiwa terpaksa mengungsi.
Sedikitnya 16 titik pengungsian telah disiapkan Dinas Sosial Provinsi DKI untuk para pengungsi tersebut.
Banjir yang melanda Jakarta hari ini disebabkan luapan Kali Ciliwung. Hujan deras yang turun di Bogor dan sekitarnya pada Kamis kemarin telah menyebabkan permukaan air Ciliwung naik.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/26/19482571/antisipasi-banjir-di-jakarta-kali-ini-diklaim-lebih-baik-dari-tahun