Salin Artikel

Banyak Sampah, Pemulung di Sarinah Malah Merugi

Penyebab utamanya, kata Mario, yakni bentrokan polisi dengan para demonstran di depan Bawaslu RI yang berlangsung Rabu malam.

"Tembak-tembakan masih sampai pagi itu. Saya mana berani dekat-dekat, sampai kabur saya ke depan Kedutaan Amerika," ujar Mario.

Sebelum kericuhan pecah, sampah kemasan makanan, termasuk botol-botol plastik incaran Mario, banyak berserakan di mana-mana. Akibat kericuhan yang berlangsung hingga pagi, Mario baru bisa memulung agak siang ketika suasana berangsur kondusif.

"Biasanya saya tuh sudah (memulung) dari subuh, paling telat dari pagi. Tapi, saya baru mulai keliling jam 10-an tadi," kata Mario yang ketika ditemui sedang memanggul karung berisi botol-botol plastik di Jalan KH Wahid Hasyim.

Pemulung lain bernama Tohar (52) yang juga ditemui di Jalan KH Wahid Hasyim mengalami nasib serupa. Tohar menyebut bahwa "barang buruan"-nya sudah diangkut oleh petugas kebersihan pada pagi hari.

"Buruan kita keburu habis, kebalap kita sama PPSU itu. Mereka kan banyak orangnya terus langsung ngangkut pakai truk banyak berjejer," ujar Tohar.

Pagi tadi, sejumlah petugas gabungan bahu-membahu mengangkut sampah yang berserakan di sekitar kantor Bawaslu. Walikota Jakarta Pusat Bayu Megantara bahkan menyebut 25 truk sampah dikerahkan untuk mengangkut sampah di sana.

"Kayaknya malah dapat lebih sedikit daripada biasa ini mah. Enggak tahu nanti ditimbang berapa, cuma biasanya enggak pernah sampai sore gini kita masih ngubek-ngubek tapi belum nimbang sama sekali," tambah Tohar.

Satu lagi faktor yang menyebabkan para pemulung merugi ialah sisa gas air mata yang masih mengendap di sekitar Bawaslu. Semalam, selama bentrokan terjadi, tak terhitung berapa kali polisi menembakkan gas air mata.

Sisa-sisa gas air mata masih tercium dan cukup mengganggu bahkan hingga Kamis siang. 

"Masih pekat banget, Bang, apalagi waktu kita nunduk ngumpulin sampah. Pedas banget masih di mata," kata Mario.

Aksi unjuk rasa di kantor Bawaslu kemarin berujung ricuh. Sejumlah orang melempari aparat keamanan dengan berbagai benda seperti botol, petasan, bahkan bom molotov. Polisi kemudian melakukan serangan balasan dengan suar, gas air mata, dan meriam air.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/23/23271871/banyak-sampah-pemulung-di-sarinah-malah-merugi

Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke