Salin Artikel

4 Fakta Tentang 2 Remaja Tenggelam di Perairan Ancol

Hendra Sudirman, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jakarta, membenarkan adanya kejadian yang menimpa AR (13) dan AK (14) tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan pencarian terhadap AK yang belum ditemukan.

Berikut 4 fakta terkait kejadian tersebut:

1. Mencari kerang

Andika, salah seorang rekan korban yang ikut berenang di lokasi tersebut mengatakan, kejadian itu berawal dari niat mereka mencari kerang.

"Ramai-ramai sih awalnya, ada 30-an orang. Idenya nyari kerang. Buat makan bareng-bareng, buat pesta gitu," kata remaja yang biasa di panggil Juju itu kepada wartawan di sekitar lokasi Senin kemarin.

Sekitar pukul 13.00 WIB pada hari Minggu itu, mereka berjalan bersama-sama dari daerah Sunter Agung menuju lokasi pantai. Biasanya, kata dia, mereka berenang di dekat PLTU Tanjung Priuk. Namun salah satu dari mereka mengajak ke lokasi pantai yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.

"Kemarin itu angin kencang juga kayak gini, cuma ombaknya lebih gede," kata dia.

Saat berenang, tiga diantara mereka memisahkan diri, mengarah ke tengah laut. Tiga orang itu adalah AR, AK dan seorang teman yang berusia lebih tua.

Tiba-tiba ombak besar menghantam dan menenggelamkan mereka bertiga. Saat itu teman mereka yang lebih tua itu memegangi AR sementara AK berusaha bergantung.

Saat berusaha ke tepi pantai, AK terlepas dan hanyut, sementara AR berhasil dipinggirkan.

Mereka lalu berusaha meminta bantuan ke warga sekitar. Jenazah AR dilarikan ke RS Koja, Jakarta Utara.

2. Keluarga babur bunga di lokasi kejadian

Keluarga korban tenggelam menaburkan bunga di bibir Pantai Ancol pada Senin siang. Mereka datang ke lokasi setelah memakamkan jenazah AR (13).

"Naburin kembang aja, temannya AR kan yang satu belum ditemuin ya semoga cepat balik, biar ketemu jasatnya," kata Cindy, bibi dari AR.

Ia mengatakan sebelum kejadian, AR tidak minta izin untuk pergi mencari kerang di lokasi tersebut

"Enggak (izin) kemarin, kan lagi liburan. Orangtuanya pada pergi. Dia emang suka gak mau ikut jadi dia pergi sama teman-temannya sendiri," kata Cindy.

3. Luasnya lokasi sulitkan tim SAR cari korban

On Scene Commander (OSC) Tim SAR gabungan dari kantor Pencaran dan Pertolongan Jakarta, Rizky Dwianto mengatakan, lokasi kejadian yang berada di laut lepas menyulitkan mereka melakukan pencarian.

"Untuk kendala itu karena memang ini di laut lepas sehingga medan pencarian juga cukup luas," ujarnya

Jenazah korban yang belum timbul kepermukaan juga disebutkan Rizky sebagai kendala yang mereka hadapi

Mereka memperkirakan korban akan muncul ke permukaan setelah 24 jam tenggelam. Namun hingga pukul 17.00 WIB kemarin, atau sekitar 24 jam setelah kejadian, jenazah AK masih belum terlihat.

4. 75 personel terlibat pencarian

Rizky menyebutkan di hari kedua pencarian, ada 75 anggota tim SAR gabungan yang melakukan pencarian sejak pukul 08.00 WIB. 

"Kekuatan lima satuan personel dari Basarnas, TNI AL, KPLP, Pemadam Kebakaran, serta relawan rescue dan juga Satpol PP Jakarta Utara," kata dia.

Sebanyak 75 orang itu terbagi atas dua tim. Tim pertama melakukan penyisiran di perairan maupun daratan dengan batas kawasan PLTU Tanjung Priok hingga Pantai Marina Ancol.

Jarak yang ditentukan untuk pencarian di titik itu sejauh 5 nautica mile atau 9,26 kilometer.

Tim kedua melakukan penyelaman di sekitar lokasi kejadian korban tenggelam.

"Untuk penyelam dari teman-teman KPLP berjumlah 10 orang," ucap Rizky

Dua unit perahu karet, satu unit rigid inflatable boat (RIB) dan bantuan dari KRI Kobra dikerahkan untuk melakukan pencarian.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/18/09565221/4-fakta-tentang-2-remaja-tenggelam-di-perairan-ancol

Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke