Salin Artikel

Sekolah Dibuka Dadakan, Siswa SMPN 57 Bekasi Harus Pinjam Fasilitas Belajar dari Sekolah Lain

BEKASI, KOMPAS.com - Fasilitas belajar siswa-siswi baru SMPN 57 Bekasi, Duren Jaya, Bekasi Timur masih sangat terbatas. Penyebabnya, sekolah ini baru dibuka pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahap dua, Senin pekan lalu.

Saat ini, karena berstatus sebagai unit sekolah baru (USB), kebutuhan belajar-mengajar di sana masih disuplai dari sekolah induk, yakni SMPN 11 Bekasi, Aren Jaya, Bekasi Timur.

Belum ada perpustakaan maupun laboratorium sains dan komputer di SMPN 57 Bekasi. Baru ada meja, kursi, dan papan tulis di ruangan kelas eks SDN 10 Duren Jaya yang nantinya bakal jadi gedung SMPN 57 Bekasi.

Untuk mengakses laboratorium dan perpustakaan, hanya ada dua opsi bagi para siswa. Pertama, mereka kebagian sejumlah buku maupun fasilitas laboratorium dari SMPN 11 Bekasi. Kedua, mereka perlu bolak-balik ke SMPN 11 Bekasi.

"Fasilitas nanti yang tanggung jawab dari SMPN 11 Bekasi, mengajukan ke Dinas Pendidikan. Perpustakaan dan laboratorium, kalau ditanya harus bolak-balik atau tidak, ya sementara begitu," jelas Mawardi, Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Kota Bekasi saat dihubungi, Senin (15/7/2019) siang.

"Tapi SMPN 11 Bekasi kan banyak tuh perlengkapannya, mungkin masih ada sisa, jadi yang bisa dibawa ke SMPN 57 Bekasi ya dibawa, supaya enggak perlu ke sana," imbuhnya.

Hal yang sama diakui oleh Pelaksana Harian Kepala SMPN 57 Bekasi Suparman. Meskipun condong pada opsi "meminjam" sebagian perlengkapan belajar dari SMPN 11 Bekasi sebagai sekolah induk, ia menghadapi keterbatasan ruangan.

Hingga saat ini, lantaran menggunakan gedung eks SDN 10 Duren Jaya, SMPN 57 Bekasi hanya punya 6 ruangan.

Tiga di antaranya berada di lantai atas dan telah ditetapkan sebagai kelas belajar. Tiga ruangan tersisa bakal dijadikan ruang guru, perpustakaan, laboratorium, ruang kepala sekolah, juga ruang tata usaha.

"Fasilitas yang belum ada di SMPN 57 didikondisikan dari SMPN 11. Teknisnya diatur nanti. Sebagian, misal perpustakaan, buku dari SMPN 11 dibawa. Hanya saja, kami masih menata ruang, dengan ruang yang ada terpaksa kita sesuaikan," jelas Suparman.

Tak hanya perlengkapan belajar, guru-guru SMPN 57 Bekasi juga merupakan guru-guru yang sehari-harinya mengajar di SMPN 11 Bekasi yang terpaut 750 meter. Mereka bakal mengajar di dua sekolah itu dalam sehari. Di SMPN 11 Bekasi saja, ada 9 kelas yang harus mereka ajar saban hari.

"Masih disusun jadwalnya supaya tidak bentrok jadwal mengajar di SMPN 11 dengan SMPN 57. Rata-rata guru di SMPN 11 itu mengajar 25 jam seminggu. Dengan ditambah SMPN 57, mengajar 30 jam seminggu," kata Suparman.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di SMPN 57 Bekasi pada hari pertama sekolah, Senin (15/7/2019), siswa-siswi unit sekolah baru (USB) SMPN 57 Bekasi, Duren Jaya, Bekasi Timur masih sibuk berbenah sekolahnya pada hari pertama masuk sekolah.

Selain bersih-bersih, siswa-siswi baru yang masih mengenakan seragam putih-merah SD tampak bolak-balik memboyong berbagai barang dari ruangan kelas yang dialihfungsikan jadi ruang guru.

Mereka memindahkan tumpukan buku paket, sejumlah meja, hingga atlas berukuran besar, di sela-sela waktu istirahat persiapan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi secara mendadak membuka unit sekolah baru (USB) SMPN 57 Bekasi di Kelurahan Duren Jaya, Bekasi Timur pada tahap dua penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Kepala Seksi SMP Disdik Kota Bekasi, Mawardi menyebut bahwa langkah ini dilakukan guna mengakomodasi sejumlah calon siswa di Kelurahan Duren Jaya. Memang, belum ada satu pun SMP negeri di kelurahan ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/15/14562491/sekolah-dibuka-dadakan-siswa-smpn-57-bekasi-harus-pinjam-fasilitas

Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke