Salin Artikel

"Dibawa ke Wahana Bermain, Anak-anak Penyintas Kanker akan Ingat Selamanya..."

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beragam cara untuk membantu anak-anak penyintas kanker dan penyakit kronis melewati hari-harinya. Kelompok "Generasi Milenial" dan Komunitas Peduli Kasih punya cara sendiri.

Mereka mengajak anak-anak penyintas pelesir ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (27/7/2019). Menurut mereka, kegiatan ini tak ubahnya memindahkan "rumah singgah" atau "rumah sakit" yang menjadi keseharian anak-anak penyintas.

"Saya rasa, apa pun yang kita lakukan, apalagi membawa mereka keluar ke wahana bermain mereka akan ingat selamanya. Akan berarti sekali untuk keseharian mereka," ujar Ketua Kelompok "Generasi Millenial", Andhika Galuh Basworo kepada Kompas.com, Sabtu.

Andhika menampik jika acara semacam ini dianggap sebagai bentuk bantuan yang tak berdampak karena hanya diadakan satu kali.

Baginya, kesempatan semacam ini justru membantu para anak penyintas melalui naik-turun hidup mereka dari sisi psikologis.

"Ketika mereka akrab dengan kita, lalu acaranya selesai, perpisahannya enggak smooth, hati mereka sakit. Ada yang bilang kangen, mau ketemu lagi, kakak ini ke mana," lanjut pria yang akrab disapa Dhika itu.

Dalam acara yang digelar di Taman Legenda Keong Emas TMII itu, anak-anak penyintas beragam penyakit kronis, mulai dari kanker hati, otak, darah, sampai cerebral palsy (lumpuh otak), tampak begitu gembira dan antusias.

Mereka berasal dari tiga rumah singgah, yakni Pejuang Hati, Sedekah Rombongan, dan rumah singgah RS Cipto Mangunkusumo.

Sebagian anak berlari-lari tak sabar menuju wahana, sisanya menggeliat kegirangan di kursi roda. Mereka semua didampingi pihak keluarga. Aneka wahana, seperti bianglala, roller coaster, hingga taman petualangan dinosaurus mereka jajal sejak pagi hari hingga lelah.

Saat cuaca terik, para orangtua membawa anak-anak mereka menepi ke rindang pohon. Sejumlah anak penyintas tak diizinkan terpapar suhu panas yang berlebihan.

Salah satu anak penyintas kanker darah, Alvino (9) tak dapat menyembunyikan kegirangannya. Demi kesempatan langka ini, ia mengesampingkan rasa takutnya kala menjajal beberapa wahana yang agak ekstrem seperti "bajak laut" (semacam kora-kora Dufan) dan roller-coaster.

"Enggak, siapa yang takut?" kata Alvino mengelak.

"Tadi pas naik bajak laut cuma sempat sebentar tutup mata. Kata temanku kalau tutup mata enggak begitu kerasa," imbuhnya.

"Jadi kamu takut?" tanya Kompas.com

"Enggak, aku senang banget, siapa yang takut?"  Alvino berkelit.

Setelah ini, Alvino akan kembali ke rumahnya dan menjaga dirinya agar tak kelelahan.

Jika kelelahan, kondisi darahnya memburuk, dan ia mesti dirawat. Namun, dirawat atau tidak, ingatan betapa menyenangkannya hari ini mungkin tak akan lenyap dari benaknya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/27/18384291/dibawa-ke-wahana-bermain-anak-anak-penyintas-kanker-akan-ingat-selamanya

Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke