Salin Artikel

Kisah Rahman dan Rahim, Bayi Kembar Siam di Bekasi yang Menunggu Operasi

BEKASI, KOMPAS.com - Tak pernah terbayangkan di benak pasangan suami-istri Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30) memiliki bayi kembar siam yang diberi nama Ahmad Rahman Al Ayyubi dan Ahmad Rahim Al Ayyubi.

Ditemui Kompas.com di kediamannya Gang Pojok Jalan Bintara Jaya IV RT 14 RW 09, Bintara Jaya, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Ika dengan tegar bercerita pada awal kehamilan, dirinya beserta suami senang karena mendapat kabar akan memiliki bayi kembar.

Namun ketika usia kandungan empat bulan, sang bidan yang memeriksa kandungan Ika bingung lantaran hasil pemeriksaan lewat alat Ultrasonigrafi (USG), tubuh kedua bayi seperti berdempet.

Romi dan Ika pun disarankan untuk mengecek kandungan ke salah satu klinik di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur yang memiliki alat USG 4 dimensi.

"Bidannya bilang 'Bu kok ini jantungnya ada dua kayak dekat gitu', saya bilang 'kembar siam bukan?'. Terus saya disuruh cek di USG 4 dimensi. Nah pas dicek di USG 4 dimensi di situ ketahuan kalau ini kembar siam karena mukanya seperti ciuman, jantung, dan hatinya menyatu," kata Ika di kediamannya, Rabu (31/7/2019).

Mengetahui sang anak terlahir kembar siam saat usia kandungan empat bulan, Ika dan Romi hanya pasrah dan berharap kedua bayinya bisa selalu sehat.

Romi dan Ika ikhlas menghadapi cobaan yang diterimanya dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka secara rutin berkunjung ke RSUD Kota Bekasi untuk jalani pemeriksaan kandungan.

Namun karena minimnya kelengkapan alat di sana, mereka disarankan pihak RSUD untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUP) Jakarta Timur.

Selama menjalani pemeriksaan kandungan, Romi dan Ika bersyukur karena seluruh biaya perawatan dan pemeriksaan ditanggung fasilitas Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS NIK) milik Kota Bekasi yang dimilikinya.

Apalagi, Romi hanya bekerja sebagai petugas parkir di salah satu kawasan ruko di Kota Bekasi sedangkan Ika sebagai karyawan toko. Keduanya tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk membiayai perawatan dan pemeriksaan bayi kembarnya.

"Semua ditanggung KS makanya saya bersyukur banget semua dipermudah, enggak dipersulit," ujar Romi.

Keterbatasan boks bayi di RSUP Jakarta Timur membuat pihak rumah sakit merujuk Romi dan Ika untuk melanjutkan pemeriksaan kandungan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.

Sebab, peralatan medis di rumah sakit tersebut lebih lengkap.

Hingga akhirnya pada 24 September 2018, Ika melahirkan secara sesar bayi kembar siamnya di rumah sakit tersebut. Perasaan campur aduk antara senang dan sedih dirasakan Romi dan Ika.

Rasa sedih kembali pahit dirasakan keduanya ketika mengetahui salah satunya bayinya bernama Rahim mengidap penyakit dandy walker syndrome atau kelainan otak bawaan.

"Jadi nanti perkembangan dia (Rahim) agak lambat," ujar Ika.

Saat ini Romi dan Ika masih menunggu kabar dari pihak rumah sakit untuk kelanjutan penanganan Rahman dan Rahim untuk jalani operasi pemisahan.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, estimasi biaya yang dikeluarkan untuk operasi itu sebesar Rp 1 miliar.

Romi dan Ika pun bersyukur seluruh biaya operasi akan ditanggung KS Kota Bekasi.

"Dari masih kontrol sampai lahiran pakai KS. Nanti operasi juga pakai KS makanya Alhamdulillah banget. Semoga semuanya dipermudah dan operasinya sukses nanti," ujar Romi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/31/10462021/kisah-rahman-dan-rahim-bayi-kembar-siam-di-bekasi-yang-menunggu-operasi

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke