JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri Kemenkopolhukam Chairul Anwar mengatakan, pihaknya menyediakan beberapa opsi untuk menangani pencari suaka.
Pertama, tim satgas memikirkan apakah para pencari suaka, khususnya yang berada di Gedung eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, harus direlokasi ke tempat lain.
Chairul juga mengatakan, yang selanjutnya akan dilakukan tim satgas adalah bagaimana mereka menjelaskan kepada pencari suaka bahwa negara mereka kondusif dan aman.
"Kita menjelaskan bahwa tidak ada kondisi yang mengkhawatirkan, bahwa mereka diimbau untuk pulang sukarela ke negara asalnya. Nanti biaya akan gratis IOM (International Organization for Migrations)," katanya saat ditemui di Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (31/07/2019).
Solusi berikutnya adalah dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, yang tugasnya sebagai penghubung pencari suaka ke negara ketiga.
Bagaimana UNHCR mengusahakan para pencari suaka agar segara mendapatkan negara ketiga sebagai tujuan akhir mereka.
"Karena memang ini juga dilema global, beberapa negara ketiga sebagian besar menutup bahkan menurunkan kuota bagi pengungsi dari negara-negara lain," katanya.
Namun, pemerintah menurut Chairul akan terus mendukung UNHCR untuk memaksimalkan fungsinya sebagai penghubung.
Solusi terakhir adalah termasuk dalam solusi jangka panjang tim satgas, yaitu mendeportasi pencari suaka yang memang statusnya ditolak oleh UNHCR.
"Mungkin saja di antara mereka ini sudah ada statausnya ditolak oleh UNHCR. Artinya mereka tidak bisa lagi ditransfer ke negara penerima karena ada syarat yang tidak dipenuhi," katanya.
"Itu juga jadi pemikiran kita, apakah pemerintah perlu lakukan deportasi. Tapi, itu bagian dari solusi jangka panjang," tutup Chairul.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/31/19343991/satgas-penanganan-pencari-suaka-dorong-unhcr-hubungkan-imigran-dengan