"Enggak boleh itu (warga bangun dataran di bantaran Kali Ciliwung). Jadi bantaran sungai itu harus bebas dari pemukiman. Ya kan sungai menyempit. Dengan sungai menyempit banjir akan terjadi dengan mudah," ujar dia saat dihubungin Kompas.com, Kamis (15/8/2019)
Lebih lanjut, Yayat menilai kawasan di sekitar bantaran kali haruslah steril. Namun, kenyataannya warga malah lebih memilih lokasi tersebut sebagai tempat tinggal.
Dia menduga banyak warga yang menganggap lahan tersebut bebas untuk digunakan.
"Kenapa sungai itu diuruk karena seakan-akan tidak ada pemiliknya. Tidak ada yang awasi dan tidak ada yang nindak," ucap dia
Dalam hal ini, dia menghimbau pemerintah harus tegas mengambil sikap untuk menertibkan bangunan tersebut. Tidak hanya itu, Yayat juga berharap pemerintah sudah menyiapkan tempat tinggal untuk pengganti tempat tinggal warga.
"Harusnya dipindahkanlah ke rusun. Tapi kalau rumah susun sewa mudah-mudahan mereka bisa nyewa. Kalau (beli) rumah milik sendiri ya susah juga karena tidak terjangkau. Makanya, disarankan direlokasi saja," ucap dia.
Sebelumnya, fenomena reklamasi atau daratan buatan di kawasan bantaran kali Ciliwung tengah menjadi perbincangan masyarakat.
Warga bantaran kali Ciliwung memperlebar lahanya dengan mengedepankan bebatuan dalam karung di bibir kali. Hal tersebut cukup meresahkan warga karena kondisi kali semakin sempit sehingga air mudah tergambat dan menimbulkan banjir.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/15/17553421/pengamat-anggap-warga-di-bantaran-kali-ciliwung-sudah-saatnya-direlokasi