Salin Artikel

Kisah Vanda Astri, Pilot Asal Papua Pertama Garuda Indonesia

Perempuan kelahiran 29 April 1996 ini juga menjadi satu dari dua pilot perempuan yang direkrut maskapai Garuda Indonesia.

Bekerja di bidang penerbangan, apalagi menjadi pilot, memang menjadi impiannya sejak kecil.

Vanda menceritakan bagaimana dia dulunya suka sekali berada di bandara.

"Dulu dari kecil kalau pergi sama keluarga naik pesawat, memang suka sekali sama bandara, nggak tahu ya, suka saja sama suasananya," kata dia kepada Kompas.com pada Jumat (16/8/2019).

Saat remaja, keinginannya untuk bekerja di penerbangan semakin kuat. Satu hal yang dia pikirkan, menjadi pramugari atau pilot.

Dengan diskusi bersama keluarga, akhirnya pilot menjadi pilihannya.

Dukungan bukan hanya datang dari keluarga. Vanda menceritakan, sewaktu sekolah di SMAN 1 Jayapura, guru-gurunya juga mendorongnya untuk sekolah setinggi-tingginya agar cita-citanya tercapai.

"Karena aku suka bahasa inggris, dan itu penting untuk profesi pilot, guru-guru aku mendorong aku supaya kuliah yang bagus sekalian, cari beasiswa," kata dia.

Dia kemudian mendapat beasiswa dari Pemerintah Provinsi Papua dan menjalani pendidikan enam bulan pertama di International Pasific College, Selandia Baru.

Vanda lalu melanjutkan diploma Aviation for Airline Preparation di Nelson Aviation College Selandia Baru. Ia lulus pada Januari 2018.

"Karena dulu sering ikut debat bahasa Inggris, jadi kepala sekolah dan guru aku itu dukung aku mengajukan beasiswa. Wawancaranya juga pakai bahasa Inggris, mereka yakin aku lolos," kata dia.

Setelah menyelesaikan pendidikan diplomanya, Vanda mengikuti pendidikan di Genesa Flying Academy, Cilacap.

Setelah diterima di Garuda Indonesia, dia menempuh pendidikan pilot di Garuda Indonesia Training Center (GITC) pada awal Agustus 2019.

Dukungan orangtua

Vanda bercerita, dukungan dari orangtuanya adalah hal terpenting dalam hidupnya.

Sejak awal, orangtuanya memang tidak pernah melarangnya untuk menjadi apapun yang dia suka.

"Asal komitmen dan bertanggung jawab, orangtua dukung, apalagi papa," kata putri keempat dari lima bersaudara itu.

Kedua orangtua Vanda telah tiada sejak 2018 lalu. Namun, saat pertama kali dia mengatakan akan menjadi pilot, orangtuanya lah yang selalu mendukung, dan senang dengan keputusannya itu.

Jalan Vanda tidak mulus. Dia ternyata pernah ditolak Garuda Indonesia sebelumnya.

"Dulu pas orangtua aku masih ada, tahun lalu (2018) aku sempat ikut Batch 3 rekrutmen Garuda, tapi aku nggak lolos, gagal di psikotes," kata dia.

Namun, orangtuanya tidak mengajarkan dia untuk mengalah dengan keadaan. Dia mencobanya lagi, hingga akhirnya dia diterima oleh Garuda Indonesia pada 2019.

"Orangtua aku pasti bangga banget sih di sana, karena dari awal mereka emang dukung aku," kata perempuan yang pernah menyabet gelar juara 1 untuk kategori “Non-Native Speaker” di kontes bahasa asing di Selandia Baru.

Setelah sudah diterima di Garuda Indonesia, impian Vanda sederhana. Dia berharap pencapaiannya ini menjadi inspirasi untuk anak-anak muda lain khususnya di Papua.

"Aku harap temen-temen Papua lain ikut juga, bisa menyusul," tutup dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/17/06511991/kisah-vanda-astri-pilot-asal-papua-pertama-garuda-indonesia

Terkini Lainnya

Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke