Salin Artikel

Penyerapan Anggaran DKI Masih Rendah karena Lelang dan Pembebasan Lahan

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini mengatakan, lamanya lelang menjadi penyebab serapan anggaran di instansinya rendah.

"Lelang itu memang proses kontraknya itu rata-rata baru di bulan Juni. Sekarang fisiknya baru pada mulai. Jadi agak lambat penyerapannya," ujar Juaini saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

Juaini menyampaikan, pembayaran proyek fisik itu dilakukan bertahap mulai September ini. Pembayaran proyek fisik itu perlahan-lahan akan meningkatkan serapan anggaran.

Selain itu, penyebab rendahnya serapan anggaran di Dinas Sumber Daya Air adalah pembebasan lahan.

Pembebasan lahan, kata Juaini, harus dilakukan dengan hati-hati.

"Kalau pembebasan kan kita harus hati-hati karena banyak juga surat-surat yang dobel yang dipakai, sertifikatnya bisa palsu. Jadi kita perlu hati-hati," kata dia.

Untuk mempercepat penyerapan, Dinas Sumber Daya Air sudah merencanakan anggaran yang harus diserap tiap bulannya untuk membebaskan lahan.

Dinas Sumber Daya Air menargetkan anggaran yang diserap 90 persen hingga akhir tahun nanti.

Dinas Sumber Daya Air tidak menargetkan serapan hingga 100 persen karena adanya perbedaan nilai kontrak proyek dengan alokasi anggaran atau dokumen pelaksanaan anggaran (DPA).

"Insya Allah 90 persen. Kalau lelang kan kadang-kadang ada selisih antara DPA sama kontrak. Nah dari selisih itu nanti yang bisa mengurangi bobotnya target kita penyerapan," ucap Juaini.

Lelang dan pembebasan lahan juga menjadi penyebab serapan anggaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI masih rendah hingga awal September 2019.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Kelik Indriyanto menyampaikan, kebanyakan anggaran di instansinya dialokasikan untuk pembangunan fisik, seperti rusunawa.

Proses lelang untuk sejumlah proyek itu masih berlangsung hingga kini sehingga anggaran belum diserap.

"Kita rencanakan Oktober kontrak, langsung dikebut untuk proses desainnya, kemudian untuk fisiknya juga," ujar Kelik.

Sementara soal pembebasan lahan, kata Kelik, Dinas Perumahan seharusnya sudah melakukan pembayaran pada Juli lalu. Namun, pembebasan lahan itu mundur ke September ini.

"Yang harusnya bulan Juli sudah serap, kita baru September ini, karena memang ada beberapa lahan yang kita bebaskan masih perlu penelitian lebih lanjut," tuturnya.

Per Jumat siang ini, serapan APBD DKI Jakarta 2019 baru 45,9 persen.

Dinas Perumahan baru menyerap 13,5 persen atau Rp 332 miliar dari alokasi Rp 2,46 triliun. Sementara Dinas Sumber Daya Air baru menyerap 26 persen atau Rp 1 triliun dari alokasi anggaran Rp 3,86 triliun.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/06/13542941/penyerapan-anggaran-dki-masih-rendah-karena-lelang-dan-pembebasan-lahan

Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke