Salin Artikel

Hati-hati, Jangan Terlalu Sering Konsumsi Kerang Hijau dari Teluk Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan warga untuk tidak terlalu sering mengonsumsi kerang hijau yang dipanen dari perairan Teluk Jakarta.

Peneliti pencemaran laut bagian ekotoksikologi LIPI Dwi Hindarti mengatakan, sifat kerang hijau yang menyerap polutan dalam kadar air jadi alasannya.

"Semua yang ada di dalam air itu yang melewati tubuhnya akan diserap dan diakumulasikan dalam tubuhnya termasuk merkuri (logam berat)," kata Dwi di Ancol, Selasa  (8/10/2019).

Dwi menjelaskan, berdasarkan penelitian terakhirnya di tahun 2015, air di Teluk Jakarta telah tercemar merkuri meski kadarnya tidak terlalu tinggi. Akan tetapi di sedimen Teluk Jakarta, kadar merkuri yang terkandung jauh lebih tinggi.

Sementara, kerang hijau bersifat deposit feeder yakni memakan seluruh partikel yang mengendap di dasar laut dan filter feeder yang artinya ia menyerap seluruh partikel pada air yang melewati tubuhnya.

"Kita pernah waktu itu, di dalam tubuh kerang itu merkurinya secara keseluruhan kita ukur merkurinya itu sudah ada di situ (daging kerang hijau)," tutur Dwi.

Ia turut menyampaikan bahwa efek dari mengonsumsi merkuri berbeda dengan ketika seseorang tidak sengaja mengkonsumsi bakteri E.coli yang efeknya langsung terasa.

Di dalam tubuh manusia, logam berat bersifat akumulatif. Terlalu sering mengonsumsi makanan yang terpapar logam berat efeknya akan dirasakan dalam jangka panjang.

Logam berat yang menumpuk dalam tubuh bisa merusak syaraf manusia.

Akan tetapi ia tidak melarang penuh warga untuk mengonsumsi kerang hijau. Alasannya, hewan bercangkang itu tetap kaya akan protein.

"Asalkan enggak terlalu sering dan membuang isi perutnya," ucap Dwi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/08/18583301/hati-hati-jangan-terlalu-sering-konsumsi-kerang-hijau-dari-teluk-jakarta

Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke