"Ini kan dampak pembangunan. Jadi tidak ada kompensasi apapun untuk para pedagang," kata Haris di gedung DPRD Tangerang Selatan, Selasa (26/11/2019).
Menurut Haris, rencana perbaikan jembatan tersebut sudah lama ada sejak kota Tangerang Selatan belum melakukan pemekaran dari Kabupaten Tangerang.
Karena itu, sosialisasi perbaikan jembatan sepanjang sekitar 20 meter tersebut telah dilakukan.
"Maka dari itu perencanaan perbaikan jembatan itu sudah lama sekali. Kebetulan sebelum perbaikan (rusak) aja ada karena proyek tol," ucapnya.
Sebelumnya, beberapa warga yang memiliki usaha mengalami penurunan pendapatan karena adanya proyek perbaikan jembatan tersebut.
Seperti pemilik bengkel las, Harjaman (42) yang mengaku tak ada pesanan semenjak adanya pembuatan jembatan tersebut.
"Saya itu kalau jalan normal itu aja bisa dapat omzet sebesar Rp 50 juta. Hitungan bersih saja dari orang buat teralis itu bisa sampai Rp 30 juta. Tapi sekarang satu saja enggak ada. Sedangkan kontrakan buat usaha bayar jalan terus," kata Harjaman mengeluh saat ditemui, Jumat (8/11/2019) lalu.
Hal serupa juga dialami pemilik rumah makan Ariani (50), yang mengalami penurunan omset pendapatan.
"Biasanya saya dagang soto, itu biasanya pengendara motor atau mobil ada aja yang berhenti beli. Tapi saya tidak jual lagi. Tinggal gado-gado aja, karena pekerja kan paling beli yang murah aja Rp 10.000," katanya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/26/15511461/banyak-pedagang-merugi-karena-perbaikan-jembatan-di-bambu-apus-dinas-pu