Salin Artikel

Pedagang di Pasar Baru Metro Atom Bingung Cari Pengganti Plastik Sekali Pakai

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai agar masyarakat mengurangi limbah plastik.

Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Ada yang mendukung, tetapi ada juga yang merasa direpotkan dengan peraturan ini lantaran bingung cari pengganti plastik sekali pakai. 

Salah satu pedagang plastik di Pasar Baru Metro Atom, Tanza (50), mengaku ragu dengan kebijakan Pemprov DKI soal larangan menggunakan plastik akan efektif diterapkan.

Sebab, menurut dia, hingga kini Pemprov belum memberikan informasi pengganti plastik kepada pedagang-pedagang.

"Kami, pedagang, belum diedukasi (hingga) ke pasar-pasar tradisional. Kalau tidak boleh nih plastik digunakan, lalu gantinya apa?" ujar Tanza di Pasar Baru Metro Atom, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).

Tanza menyebutkan, plastik adalah barang pokok di pasar tempatnya berjualan. Sehingga sulit untuk menghilangkan kebiasaan masyarakat menggunakan kantong plastik sekali pakai.

Apalagi, lanjut Tanza, kantong plastik sangat berguna bagi penjual daging dan ikan.

"Misalnya oke tidak diperbolehkan menggunakan plastik, lalu nanti pembeli yang mau beli ikan atau ayam kalau pakai kantong yang bahan kertas otomatis netes-netes," ucapnya.

Sama halnya dengan Surya, pedagang sayur di Pasar Atom ini mengatakan, jika penggunaan plastik dilarang maka pabrik plastik itu sendiri harus berhenti beroperasi.

"Musnahin plastik itu bukan mudah, saat ini kan serba plastik ya. Itu harus pengawasan ke pencetak plastiknya, jadi berkurang penggunaannya," ujar Surya.

Surya bahkan menilai larangan plastik ini digulirkan tanpa memikirkan solusi terbaik.

"Saya itu ragu peraturan itu diterapkan ya, apalagi belum tahu juga penggantinya apa terus kami beli di mana," ujarnya.

Beda pendapat dua pedagang sebelumnya, Tata Sihombing setuju akan kebijakan Pemprov.

Pedagang sembako tersebut menilai kebijakan Pemprov sudah tepat. Sebab, kata Tata, dalam sehari ia bisa menggunakan ratusan plastik untuk pembeli dagangannya.

"Ya kalau saya setuju-setuju aja, baguslah kalau mau kurangi plastik. Saya bersedia," ucap Tata.

Meski setuju, ia menyarankan pemerintah untuk lebih dahulu menyiapkan pengganti plastik. Ia pun berharap pemerintah dapat mendistribusikannya ke pedagang-pedagang dengan harga murah.

"Kami dikasih dulu nih pengganti plastiknya gimana, terus baru kami bisa distribusikan ke pembeli sih. Mudah-mudahan dijual murah ya ke pedagang," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/09/15485281/pedagang-di-pasar-baru-metro-atom-bingung-cari-pengganti-plastik-sekali

Terkini Lainnya

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Kardus, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Kardus, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja Sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja Sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke