Salin Artikel

Sampah Penuhi Pintu Air Karet karena Kondisi Pintu yang Rusak

Hal ini membuat sampah-sampah tertahan di pintu air dan tak bisa mengalir ke tempat penyaringan sampah di Petamburan.

"Sampah menumpuk dikarenakan pintu air enggak bisa kebuka, agak rusak. Jadi dia punya rantai paten segitu enggak bisa dibuka. Pas banjir datang sampah numpuk," ucap Mahfud saat ditemui Kompas.com, Sabtu (11/1/2020).

Petugas yang berjumlah delapan orang tersebut pun secara manual membersihkan sampah-sampah yang ada.

Ia mengungkapkan alat berat seperti eskavator tak bisa turunkan untuk mengatasi sampah karena pintu air yang tak terbuka maksimal.

"Karena pintu air kebukanya kecil alat berat dari arah Petamburan juga ga bisa masuk. Pelan-pelan dikerjain (secara manual). Karena agak lama baru bisa bersih banget karena sampahnya datang terus. Ada pohonlah, peralatan rumah tangga, kasur lampu ada. Kendalanya pintunya enggak bisa full naik ke atas," ungkapnya.

Mahfud mengaku telah berkoordinasi dengan petugas pintu air maupun Suku Dinas Sumber Daya Air namun belum dijelaskan mengapa pintu air belum diperbaiki.

Petugas UPK Badan Air sendiri merupakan petugas dari Dinas Lingkungan Hidup.

"Kita sudah bilang tapi enggak tau belum diperbaiki," tutup Mahfud.

Sebelumnya, kondisi Pintu Air Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat masih dipenuhi sampah setelah banjir beberapa waktu lalu.

Pantauan Kompas.com di lokasi, pintu air tersebut penuh dengan berbagai macam sampah seperti batang pohon, kayu, kasur, plastik, hingga bangku.

Sampah-sampah ini tertahan di pintu air yang tak terbuka lebar. Warna sungai pun berwarna coklat pekat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/11/20360991/sampah-penuhi-pintu-air-karet-karena-kondisi-pintu-yang-rusak

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke