Salin Artikel

Melihat Lokasi Eksploitasi Seksual Anak di Kawasan Lokalisasi Gang Royal

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengungkap praktik eksploitasi anak di bawah umur di kawasan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (13/1/2020) lalu.

Kompas.com dan sejumlah awal media lantas menelusuri kafe tempat praktik eksploitasi seksual anak tersebut pada Rabu (22/1/2020).

Lokasi itu berada di sebuah gang di Jalan Rawa Bebek, Penjaringan. Tepatnya ada di samping pos RW 013 Kelurahan Penjaringan.

Lokasi tersebut biasa dikenal warga dengan nama Gang Royal.

Pertama memasuki gang tersebut akan terlihat permukiman padat penduduk ala gang senggol.

Aktivitas warga di gang tersebut cukup ramai mulai dari memasak, bercengkrama, dan saling tegur sapa.

Di ujung gang ada sebuah pertigaan jalan. Di sebelah kanan, akan terlihat permukiman penduduk yang juga cukup padat.

Sementara di sebelah kiri suasana jauh berbeda. Terlihat sebuah lorong panjang yang cukup gelap karena hampir tidak ditembus cahaya matahari.

Di kiri dan kanan terlihat puluhan kafe remang-remang dalam kondisi tutup. Di setiap kafe, terpajang poster-poster bir yang dibingkai.

Kafe-kafe di sana dicat warna-warni.

Jika dibandingkan dengan kawasan permukiman tadi, kawasan ini terbilang sepi. Hanya ada beberapa warga yang nongkrong di depan kafe tersebut.

Adapun kafe yang terindikasi praktik eksploitasi seksual anak itu berada hampir di ujung Gang Royal itu.

Saat tiba di lokasi, kafe bercat kuning itu sudah disegel garis kuning bertuliskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Di pintunya terpasang kertas yang menyatakan bahwa kafe bernama Khayangan itu disegel Satpol PP.

Kafe Khayangan tersebut kondisinya sangat tertutup. Dari Gang Royal itu hanya ada sebuah pintu dan satu buah kaca berukuran 30x30 cm.

Di atas pintu terdapat sebuah neon box dalam kondisi mati.

Di balik kafe-kafe tersebut merupakan jalur kereta api antara Stasiun Angke dan Stasiun Kampung Bandan.

Di pinggir rel terlihat tembok setinggi dua meter lebih. Namun, di tembok itu ada pintu-pintu yang mengarah ke kafe-kafe tadi. Dekat pintu itu biasanya terpasang sebuah plang bertuliskan nama kafe.

Berdasarkan informasi warga, pintu itu mengarah ke kamar-kamar yang ada di lantai dua rentetan kafe Gang Royal.

Saat kami menelusuri jalan keluar dari gang royal itu, salah satu awak media digoda oleh seorang wanita berusia lanjut yang duduk di depan kafe-kafe itu.

"Sayang sini dong," kata ibu tersebut sambil mencolek perut salah seorang pewarta.

"Ih kumisnya bagus banget," ujar wanita lainnya.

Agung Tomasia, Wakil Ketua RT 02 RW 012 mengatakan di gang tersebut memang merupakan kawasan lokalisasi yang sudah ada sejak puluhan tahun.

"Ada 25 tempat. Ada yang cuma sediakan kamar, ada juga yang hanya sediakan bar, tapi ada juga dua-duanya," tutur Agung kepada wartawan.

Ia juga tidak membantah bahwa mayoritas pemilik kafe itu merupakan pindahan dari Lokalisasi Kalijodo.

Agung juga menyampaikan, pemilik dari kafe yang digrebek polisi itu biasa dipanggil dengan sebutan Mami Atun.

"Kalau nama aslinya inisial R, tapi biasa dipanggil Mami Atun," ujar Agung.

Adapun saat ini Polda Metro Jaya telah mengamankan tujuh orang dalam kasus tersebut termasuk Mami Atun.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebutkan ketujuh orang yang diamankan memiliki perannya masing-masing.

Ada yang berperan sebagai mucikari dan ada juga yang mencari anak-anak di bawah umur melalui media sosial.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Jo Pasal 296 KUHP dan Pasal 506 KUHP

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/22/15114841/melihat-lokasi-eksploitasi-seksual-anak-di-kawasan-lokalisasi-gang-royal

Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke