Salin Artikel

Saat Medsos Jadi Sarana Janjian Tawuran Pelajar SMK di Sawangan, Depok

Aq, tersangka pelaku pembunuhan terhadap MNI, mengaku bahwa tawuran itu bermula dari janjian melalui WhatsApp.

Aq yang mewakili pelajar/eks pelajar SMK Baskara mengaku, ia menerima ajakan bertemu buat tawuran dari M, alumni SMK Pancoran Mas, via WhatsApp.

Menurut penuturan Aq kepada wartawan, kedua SMK itu sudah punya sejarah tawuran yang lama.

Alumni Panmas (Pancoran Mas) terkenal sebagai musuh bebuyutan BKR (Baskara) di lingkungan para junior.

"Janjian di grup WhatsApp. Chat-chatan sama anak Panmas (SMK Pancoran Mas)," kata Aq di Mapolres Metro Depok, Kamis (6/2/2020), kepada wartawan.

"Janjian yok. Gue mau nyerang lo," Aq menirukan bunyi chat M yang ia terima sore hari, sebelum langsung tawur pada malam harinya.

"Saya memang kenal sebelumnya (dengan M). Saya belum respons. Saya bilang teman-teman saya, mereka jawab 'ayo'," lanjut dia.

Aq mengaku heran, dari mana M bisa memperoleh nomor ponselnya.

Kamis malam, kedua kelompok bertemu. Aq mengklaim, kubu lawan (Panmas) membawa pasukan lebih banyak, sekitar 20-an pelajar gabungan kelas X, XI, dan XII, ketimbang pasukan BKR yang diklaim cuma 7 orang dan hanya anak-anak kelas XI SMK.

Tiba di lokasi yang disepakati yaitu di Jalan Raya Parung Bingung, kedua kelompok langsung tawur.

MNI datang berboncengan bersama D sebagai perwakilan kubu Panmas. Ia langsung diuber pasukan BKR.

MNI kabur ke arah kanan dan segera diserang oleh Aq dan Ar (kini buron). MNI kemudian tewas dalam perjalan ke rumah sakit.

D kabur ke arah kiri dan langsung berjumpa G dan F yang mengayunkan senjata ke arahnya hingga luka berat.

Aq, Ar, G dan F sama-sama membeli senjata tajam dari Facebook. Celurit yang dipakai Aq dan G ditebus dengan harga Rp 20.000 dan Rp 60.000.

"Pas beli sudah karatan begitu," ujar Aq.

Sementara itu, Ar yang kini buron membawa pedang panjang. Aq bilang, senjata itu juga dibelinya dari internet.

Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah menyebut bahwa senjata-senjata tersebut disembunyikan oleh mereka. Ada senjata yang bahkan disembunyikan di pemakaman.

"Saya sampaikan juga, Panmas dan BKR ini memang sering tawuran. Ada yang berstatus pelajar di skeolah, namun ada juga yang sudah keluar tapi pura-pura masih bersekolah di situ," kata Azis kepada wartawan, Kamis sore.

"Terhadap pelaku kami sangkakan Pasal 80 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 dengan ancaman penjara 15 tahun," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/06/16572731/saat-medsos-jadi-sarana-janjian-tawuran-pelajar-smk-di-sawangan-depok

Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke