Salin Artikel

Ribuan Pekerja Asing Illegal di Meikarta, Hoaks atau Fakta

Kecurigaan Budiyanta muncul setelah mengecek kondisi kesehatan TKA yang bekerja di proyek Meikarta bersama Dinas Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, Kodim, dan pihak kepolisian, Jumat (7/2/2020) lalu.

Ia mengatakan, saat pemeriksaan kesehatan itu, pengelola Meikarta seperti menutupi keberadaan para pekerja asal China.

Menurut dia, pihak pengelola menyatakan bahwa hanya ada tujuh pekerja asing di proyek Meikarta.

Namun berdasarkan data yang dimiliki Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, ada 267 TKA asal China di proyek Meikarta.

Budiyanta jadi tambah curiga.

Dia juga mendapat informasi bahwa ada ribuan TKA yang bekerja di Meikarta. Mereka menduduki level staf bahkan pekerja bangunan.

"Di sisi lain di lapangan tuh lain lagi, mereka membangun mimimal 15 tower. Nah, berdasarkan informasi terpercaya, ada 200 orang per tower. Coba saja dikali 15 tower, kali informasi 200 orang per tower. Jadi bisa 3.000-an orang pekerja," kata Budiyanto, Senin lalu.

Meikarta membantah

Tudingan Budiyanta itu dibantah pengelola Meikarta. Kabar itu disebut sebagai hoaks.

Direktur Komunikasi Meikarta, Danang Kemayan Jati mengatakan, jumlah TKA pada proyek itu ada 86 orang. Sementara, jumlah pekerja yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) ada 5.000 orang.

Tenaga kerja asing yang dipekerjakan pengelola direkrut kontraktor China Contractor.

"Status pekerja WNA yang dipekerjakan pun minimal supervisor atau key spesialist," ujar Danang.

Danang juga menegaskan, seluruh tenaga kerja asing yang bekerja di Meikarta sudah memiliki izin resmi sesuai undang-Undang.

Meski disangkal pihak Meikarta, Budiyanto tetap pada pendiriannya. Dia bahkan menuding Meikarta tidak memiliki jumlah detil berapa banyak TKA yang bekerja di tempatnya. Sebab data yang disebutkan pengelola berubah-ubah terkait jumlah TKA.

Apalagi, kata dia, para pekerja Meikarta itu direkrut melalui jasa vendor, yakni China Construction. Sementara, China Construction diketahui punya vendor lain lagi.

"Kalau bicara data, Lippo Cikarang (pengelola Meikarta) itu tidak punya data berapa jumlah TKA Meikarta, tidak tahu persisnya. China Contruction itu juga tidak tahu jumlah pekerja data yang vendornya itu. Sehingga selalu ada disporsi masalah data, tidak ada yang benar," ujar Budi.

Budi khawatir visa yang digunakan para pekerja asal China di proyek Meikarta bukan visa kerja tetapi visa turis.

Karena itu, ia meminta agar pihak Imigrasi menelusuri legalitas para pekerja asing di Meikarta.

 Pemkab sebut mungkin memang ada TKA illegal 

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Bekasi, Petrus Teguh mengatakan, pekerja asing ilegal di Meikarta mungkin saja ada.

Berdasarkan data Imigrasi, ada 947 warga China tinggal di Kota dan Kabupaten Bekasi.  Data itu tidak khusus di Meikarta.

Mereka merupakan pelajar, mahasiswa, lansia, pekerja, dan orang yang ikut keluarga tinggal di Bekasi maupun Kabupaten Bekasi.

Petrus mengatakan, kemungkinan adanya pekerja illegal yang tidak diketahui Meikarta bisa saja terjadi karena para pekerja itu direkrut melalui perusahaan jasa kontruksi China Construction.

"Jadi itu kan ada tidak yang berizin, mungkin saja ada," ujar Petrus 

Menurut dia, semua warga negara asing yang bekerja di Indonesia harus punya izin tinggal dan izin kerja.

Sementara Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, Suhup mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti dugaan adanya tenaga kerja asing illegal di proyek Apartemen Meikarta itu. 

"Memang pas kami ke Meikarta dapat informasi bukan hanya pekerja supervisor saja, tapi pekerja kasar juga ada yang orang China, makanya kami mau telusuri itu" ujar Suhup.

Suhup menambahkan, pihaknya telah memeriksa kesehatan 83 pekerja asing asal China di Meikarta.

Sementara berdasarkan data Disnaker Kabupaten Bekasi, ada 267 pekerja China di Meikarta. Saat mereka ke sana, ada beberapa TKA yang masih berlibur dan belum ada di mess atau tempat penginapan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/12/06573121/ribuan-pekerja-asing-illegal-di-meikarta-hoaks-atau-fakta

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke